Masih... di tanah resah, remang wajah penghujung hari
di bawah rindang sepohon Kasturi.
Â
Engkau, Yuwati(ku) ; pelukis rahsa hidup separuh nyawaku
sampai kapan geliat bayanganmu mesra bercengkrama dengan jari-jari hayal(ku)?
Â
Kau ajakku bermain diksi rahsa di ruang imajinasi---
imajinasi yang mencipta seni filantropi--
filantropi dari sebentuk arwah kalam pujangga sederhana--
se-sederhana pesona secangkir kopi yang disentuh lembut oleh bibir-bibir pengagum filosofi atas puisi.
Â