Remang wajah bumi
desau lirih pertanda mata langit gerimis
di sisi pagi
bercengkrama dalam kelembutan kabut
tiada warna distorsi diri
cukuplah puisi
dan itulah harmoni
Â
Pada selangkah detik yang terlewati
senyap ditawan naluri
bayang cinta berlawanan arah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!