Mohon tunggu...
Alpaprana
Alpaprana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jika arwah sang penyair, dan setumpuk kesedihan pecinta sastra mengalir di urat nadi, maka ijinkanlah aku mencumbui setiap mata yang membaca rangkaian kalam rahsa alpaprana (aksara biasa), sampai terbenamnya bahasa penaku di keabadian sulbi makhluk berkulit tanah, sebelum tiupan sangkakala memanggil, menyentuh udara kiamat, hingga membangunkan seisi jagad raya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sketsa Puisi Malam

29 Juni 2016   20:21 Diperbarui: 29 Juni 2016   20:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerimis berhamburan di sini

di antara bekas jari-jari puisi

dan bisik rindu yang tiada letih

mengusik sederetan aksaraku

dari kelembutan warna tinta

di lusuhnya selembar kertas buku

 

Aku mengerti

cinta yang seharusnya mekar nyata

hanya menjadi sketsa pada langit malam

dengan membentuk garis samar

menempatkan keadilan takdir dalam berbagai pertanyaan

sebelum pagi menenggelamkan impian

 

Sekelebat mata, bayang ketakutanku menyapa jauh di jiwa

akupun menghirup beku enigma

lalu bergegas melipat buku yang penuh tulisan

meletaknya pada imajinasi

berharap malam esok,

di mana nalarku bersandar ketenangan

akan kubuka lagi kelanjutan sketsa asmara

dan mengendapkan segala kesedihan

tanpa diketahui oleh arti kehilangan

 

di kesenyapan bait ini

gerimis masih saja berjatuhan

mengemas kesucian cinta

yang utuh tertanam dalam puisi

bersama malam

di kemudian waktu

sepenuh abstrak ilusiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun