Mohon tunggu...
Uus Aloy
Uus Aloy Mohon Tunggu... Wiraswasta - bebas

seorang pengusaha kecil yang sedang berusaha bangkit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang May Day, Perlukah Buruh Asing Turun ke Jalan?

29 April 2018   06:22 Diperbarui: 29 April 2018   08:52 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.starjogja.com

Tinggal beberapa hari lagi Hari Buruh Internasional akan tiba,sengaja penulis mempertegas kata Internasional yang berarti ini bukan hanya hari istimewa buat para buruh Indonesia,hampir seluruh dunia merayakannya dengan turun ke jalan dan menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah.

Ada yang istimewa di hari buruh tahun ini,beberapa minggu ini isu tentang  gelombang kedatangan buruh asing makin santer diberitakan di berbagai media,di media sosial pun terus menjadi trending topik. 

Bukan hanya dari kalangan buruh saja yang membicarakan masalah buruh asing ini,di sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari  kampus ternama di Kota Tangerang tampak beberapa mahasiswa serius membicarakan masalah tersebut sambil sesekali di selingi perdebatan yang serius.

Di kalangan politisi lebih hebat lagi,dari kubu pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus berjibaku melawan serangan hebat dari kubu oposisi yang kontra terhadap kebijakan mengenai buruh asing ini.

Bagaimana masalah tersebut di tanggapi oleh para buruh?cukup beragam,ada sebagian buruh yang meradang,merasa cemburu,merasa diperlakukan tidak adil,namun ada juga yang dengan rasa percaya diri yang tinggi mereka berkomentar "mari kita buktikan bahwa buruh lokal tidak berani bersaing dengan buruh asing"

Perayaan hari buruh jangan dianggap sebagai rutinitas tahunan dalam menyampaikan aspirasi para buruh,karena hari buruh sejatinya adalah  ruang dan waktu untuk melakukan evaluasi atas segala permasalahan buruh yang terjadi di tahun sebelumnya. Turun ke jalan hanyalah gambaran bahwa eksitensi buruh itu harus dihargai oleh pengambil kebijakan di pemerintah,dan seharusnya para pejabat pemerintah juga harus menyadari bahwa mereka adalah "buruhnya" kaum buruh.

Hari buruh juga merupakan suatu wadah dalam meng ekspresikan kepedulian terhadap sesama buruh,dan ini merupakan momentum yang tepat untuk para buruh asing ikut ber empati terhadap buruh lokal,karena sesungguhnya mereka memiliki kesamaan dalam hak dan kewajiban.

Tidak perlu ikut turun ke jalan,tapi tunjukanlah bahwa buruh asing juga mempunyai kepedulian terhadap buruh lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun