Mohon tunggu...
Uus Aloy
Uus Aloy Mohon Tunggu... Wiraswasta - bebas

seorang pengusaha kecil yang sedang berusaha bangkit

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tahun Politik Makin Tidak Asik

27 Maret 2018   06:14 Diperbarui: 27 Maret 2018   08:29 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: bentengsumbar.com)

Sebagai warga negara yang  mulai dewasa di tahun 90 an,saya sudah mengikuti beberapa kali pesta demokrasi atau Pemilihan Umum. Seiring waktu dan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi membuat semakin terbukanya ruang-ruang publik untuk mengemukakan pendapat,opini atau keluhan bahkan protes akan ketidak puasan terhadap pemerintah.

Ada yang menarik yang saya amati dari beberapa kali Pemilu yang saya ikuti,yang pertama mengenai azas pemilu...LUBER-itulah azas Pemilu yang saya tahu dari pertama saya mendapatkan hak pilih.

Langsung Umum Bebas Rahasia,saya hanya akan menyoroti azas yang terakhir,Rahasia adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang bersifat pribadi,tidak ada seorangpun yang berhak tahu apa rahasia seseorang. Pengalaman saya dulu dalam satu keluargapun tidak saling mengetahui kemana pilihan politik masing- masing anggota keluarganya.Dan hal tersebut menjadi sesuatu yang membanggakan dapat menentukan pilihan sendiri sesuai hati nurani.

Apa yang terjadi saat ini?

Seiring perkembangan  teknologi informasi yang demikian pesat,banyak terbuka ruang-ruang publik di media sosial yang seolah melupakan azas Pemilu tersebut terutama azas Rahasia,setiap orang saat ini demikian terbuka dengan pilihan politiknya,malah seolah-olah sengaja diumbar apa yang akan dia pilih pada saat Pemilu nanti. Dengan kondisi seperti itu saya merasakan greget dari pesta demokrasi di negeri ini sudah memudar. Yang timbul malah kesan masyarakat kita yang terkotak -kotak oleh pilihan politiknya,lebih parahnya lagi cara - cara yang kurang elegan seolah sudah menjadi lumrah di media sosial,memuji bahkan memuja calon yang dipilihnya,menghujat dan mungkin menebar fitnah atas calon lawan politiknya.

Saya rindu dengan Pemilu yang dulu,saya ingin merasakan kembali kebanggan mempunyai sebuah RAHASIA.

Fanatik boleh..goblok jangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun