Mohon tunggu...
Inovasi

Media Sosial, ingin dijadikan Kawan atau Lawan?

21 September 2015   00:21 Diperbarui: 21 September 2015   01:20 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi semakin sering sekali muncul dalam kehidupan kita. Tidakkah anda sadar, bahwa setiap hari anda bertemu dengan teknologi? Terutama teknologi komunikasi. Melihat dari realitas kehidupan kita sehari-hari, anda terbangun menggunakan suara alarm, lalu anda mencari telepon genggam anda dan mencari informasi tertentu. Saat sedang bosan, anda bisa mendengarkan musik lewat telepon genggam, mp3, atau ipod anda, atau bisa juga mengotak-atik sosial media dengan cara scroll, like dan comment. Di sekolah, di lingkungan kampus, di rumah, di mall pasti anda tidak mau ketinggalan membawa telepon genggam. Saat anda mendapat tugas dari guru atau dosen, anda membutuhkkan laptop dan jaringan internet yang kencang. Tidak memandang usia, teknologi komunikasi semakin merasuki kehidupan manusia.

Teknologi komunikasi ini semakin berkembang ditandai dengan semakin banyaknya sosial media yang ada. Semakin banyaknya sosial media ini, orang-orang juga tertarik memiliki akun disetiap sosial media tersebut. Sosial media dapat digunakan sebagai sarana untuk kita menyalurkan ekspresi, kritik,perasaan kita. Maka, teknologi komunikasi seperti ini sangat dianggap penting bagi kebanyakan orang yang tentu saja selalu membutuhkan informasi tentang perkembangan dunia.

‘Dalam teorinya yaitu Teori Ekologi Media, McLuhan menyatakan bahwa ‘kita memiliki hubungan yang simbiosis dengan teknologi yang menggunakan media, yaitu dimana kita menciptakan teknologi tersebut dan teknologi menciptakan kembali kita.’

Menurutnya, manusia sangat bergantung pada teknologi yang menggunakan media dan ketertiban sosial dalam masyarakat bergantung pada masyarakat itu sendiri bagaimana menanggapi teknologi tersebut.

Dengan adanya teknologi dengan menggunakan media, seperti halnya sosial media, orang-orang yang biasanya tidak bisa mengungkapkan ekspresinya secara langsung menjadi percaya diri ketika ia bermain di sosial media. Ia akan merasa memiliki prestasi karena apa yang telah diungkapkan melalui sosial media tersebut dihargai oleh orang lain. Misalnya di instagram,semakin banyak like-ers semakin dianggap keren orang tersebut, di twitter, semakin banyak berkicau tentang politik semakin dianggap semakin cerdas, dan masih banyak contoh lainnya. Dengan hal ini, orang biasanya menjadi senang dan berusaha menjadi yang lebih baik. Kecanduan terhadap sosial media lah yang biasanya terjadi. Sekarang, banyak orang terutama kaum remaja yang banyak bermain sosial media yang sedang naik daun yakni instagram. Dengan menariknya isi instagram miliknya, itu mempunyai rasa senang tersendiri. Bahkan setiap hari orang dapat mem-post foto di instagram tidak hanya sekali saja. Dengan foto yang apik ditambah caption yang menarik, maka semakin banyak likers. Setiap jam orang membuka akun instagramnya melihat berapa banyak followers dan likersnya. Semakin banyak likers maka semakin merasa bangga. Seakan sosial media seperti instagram ini menjadi makanan pokok bagi kaum remaja yang eksis di instagram. Tiada hari tanpa membuka akun instagram, lewat instagram dia mereka bisa dikenal dan mengenal orang lain lewat foto dan caption-caption yang ia cantumkan pada bagian tulisan. Lewat instagram, mereka juga bisa mengunggah video-video lucu hasil dari kreativitasnya. Bisa dikatakan, sosial media seperti instagram ini merupakan teman sekaligus sarana untuk mengungkapkan kreativitas mereka para pengguna instagram yang biasanya dalam realita kehidupannya mereka tidak mampu mengungkapkan ekspresi dan kreativitasnya dipublik.

Bagi para pengguna sosial media yang cerdas, tentu saja hal ini member dampak positif. Namun, berbeda dengan pengguna media sosial yang tidak cerdas, sosial media bisa menjadi lawan bagi mereka. Bagaimana bisa? Para pengguna sosial yang kurang memahami sarana sosial media tersebut akan menggunakannya secara sembarangan. Misalnya saja, yang sekarang sedang marak terjadi adalah komen-komen yang tidak enak di sosial media seperti twitter dan instagram. Atau pelecehan tokoh dengan dibuatkan meme. Sekarang, ruang public sudah banyak, semua kalangan dari muda sampai dewasa bisa menyalurkan kreativitas, kritik dan pendapatnya melalui ruang publik seperti media sosial. Namun, bila pengguna ini tidak cerdas, maka akan mudah tersulut api dan menyebabkan pertengkaran, pergunjingan di sosial media. Bisa saja, hal ini membawa para pengguna sosial media tersebut ke ranah hukum.

Nah, seperti yang sudah dijelaskan diawal bahwa ketertiban sosial dalam menggunakan media ini tergantung dari penggunanya. Maka, semua tergantung bagaimana kita menanggapi sosial media, apakah akan dijadikan kawan, ataukah dijadikan lawan?

Referensi :

-West,Richard& Lynn H.Turner, 2010. Pengantar Teori Komunikasi Anallisis dan Aplikasi, Edisi 3.Jakarta :Salemba Humanika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun