Mohon tunggu...
alone listless
alone listless Mohon Tunggu... -

i'm the one!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Kehabisan Kata-kata

14 Oktober 2010   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk bicara tentang demokrasi dan politik di negeri ini, aku sudah kehabisan kata-kata. Karena sudah semua digunakan oleh para politisi, analis, dosen dan pengamat. Tapi tetap aku tak pernah paham apa arti demokrasi di antara tangis bayiku dan keluh kesah istriku.

Untuk bicara tentang menegakkan keadilan dan hukum di negeri ini, aku pun sudah kehabisan kata-kata. Karena dari politisi, polisi, jaksa, hakim, pengamat, dosen dan pengacara telah menghamburkannya. Tapi aku tetap tak pernah mengerti apa itu keadilan ketika sekaleng susu dan sebungkus mie instan kucuri demi bayi dan istriku.

Untuk bicara tentang kesejahteraan sosial di negeri ini, lagi-lagi aku tidak kebagian kata-kata. Karena semua sudah mengungkapkannya dengan data statistik secara gamblang. Toh aku tetap tidak tahu apa yang namanya kesejahteraan sosial saat perusahaan tempat aku bekerja memberi sehelai surat PHK.

Dan kini aku hanya bisa menunggu dihabisi kata-kata...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun