Mohon tunggu...
Aloisius Johnsis
Aloisius Johnsis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang mengubah rasa menjadi cerita.

Manusia yang senang bercerita, setia untuk menghidupi keyakinannya dan berusaha keras untuk mewujudkan impiannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sakit Bukan Hukuman dari Tuhan

14 Februari 2016   22:57 Diperbarui: 14 Februari 2016   23:18 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Orang Sakit Sedunia

[caption caption="Uskup Bogor Mgr. Paskalis tengah memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit/Foto: Luki Karim"][/caption]

Bertepatan dengan Hari Orang Sakit Sedunia Paroki BMV Katedral Bogor bekerjasama dengan Komunitas Kerahiman Ilahi (KKI) Bogor menggelar Misa Kerahiman Ilahi untuk orang sakit dan lansia, Kamis (11/2). Misa yang dihadiri oleh sekitar 400 orang ini dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur berkonselebrasi dengan RD. Dominikus Savio Tukiyo, RD. Mikael Endro, dan imam-imam Keuskupan Bogor.

Mgr. Paskalis dalam homilinya menjelaskan bahwa sakit bukanlah hukuman dari Tuhan Allah namun merupakan esensi dari tubuh manusia yang lemah dan rapuh. “Begitu banyak orang-orang yang bertanya ‘Mengapa aku menderita sakit? Apakah engkau menghukum aku Tuhan?’ Tuhan tidak pernah menghukum kita, Tuhan adalah Allah yang Maharahim dan berbelas kasih,” ungkapnya.

[caption caption="Pastor Paroki BMV Katedral RD. Dominikus Savio Tukiyo tengah memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit/Foto: Aloisius Johnsis"]

[/caption]Ia juga mengungkapkan sesungguhnya sakit yang paling menyeramkan dan membuat manusia menderita adalah kesepian, kesendirian, dan tidak mendapat perhatian. “oleh karena itu secara khusus Gereja memberikan satu itensi khusus untuk orang-orang sakit dan lanjut usia di hari ini,” jelasnya.

Bapa uskup juga menampilkan tokoh gereja yang bisa juga disebut sebagai rasul orang sakit yaitu Santa Bunda Theresa. “Bunda Theresa yang berasal dari Albania mendedikasikan hidupnya untuk melayani umat di Calcuta, India. Ia memberi makan dan obat kepada orang-orang sakit, miskin, lemah dan terlunta-lunta di jalan,“ tukas Monsinyur.

Diakhir perayaan ekaristi umat yang hadir diperciki dengan air suci kemudian bagi yang Katolik akan menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit yang diberikan oleh Bapa Uskup dan Para Imam yang hadir dan yang beriman lain akan didoakan.

(AJ)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun