Mohon tunggu...
alnia chairunisa
alnia chairunisa Mohon Tunggu... -

kuliah di psik undip angkatan '10

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Seorang Kakak kepada Adiknya

1 November 2010   10:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:56 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pesan yang ditulis bersamaan dengan kepergian menuju impiannya.

Pesan yang ditulis dengan air mata bahagia sekaligus duka.

Pesan penuh mimpi yang diharapkan menjadi kenyataan.

Duhai adikku yang kusayang,

Sebelum engkau dilahirkan di dunia, aku selalu menantikan kehadiranmu setiap detik, setiap menit, dan setiap waktu kubernafas. Aku selalu berharap bahwa engkaulah yang dapat menjadi pelipur lara batinku, menjadi kekuatan serta menjadi penyembuh ketika aku dalam kesakitan. Kehadiranmu dapat menjadi pemersatu dalam keluarga yang kecil ini. Keberadaanmu merupakan anugrah yang tak terbantahkan lagi keindahannya.

Duhai adikku yang kucinta,

Waktu engkau dilahirkan, semua anggota keluarga merasa tentram. Tangismu menjadi simfoni yang mengalun merdu di telinga kami sebagai perlambang kebahagiaan. Seandainya pun engkau tidak menjadi sesempurna yang aku bayangkan, aku tetap mencintaimu, mencintai sesuatu sebagai bagian dari hatiku.

Saat engkau tumbuh besar dan mampu berpikir layaknya manusia yang lainnya, aku mulai merasa jauh darimu apalagi kesibukanku yang sekarang semakin menjadikanku jauh darimu. Media komunikasi dan hiburan semakin menggerus kebersamaan yang dulu kita rasakan. Jika aku punya keberanian dan kekuatan, aku akan menghancurkan segala hal yang menjadi penghalang kebersamaan kita, tapi apa dayaku?

Wahai belahan jiwaku,

Walaupun kita sering meributkan hal-hal yang kecil hingga kita bermusuhan, tapi dalam hati kecilku, tidak pernah merasa dendam. Engkau tetap menjadi kekuatan bagiku untuk hidup. Engkau adalah motivasiku untuk terus berjuang untuk menjadi seseorang yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Terkadang engkau pun bisa mengingatkanku tentang bagaimana seharusnya menjalankan roda kehidupan disaat aku mulai menyimpang. Engkau adalah adik, sahabat, teman dan motivator terbesarku.

Sebagai seorang kakak yang bertanggungjawab, aku tidak ingin meninggalkanmu tanpa bekal apapun. Aku berharap engkau lebih baik dariku di segala bidang. Janganlah engkau mengambil sisi negative diriku, jadikanlah sifat-sifat baikku sebagai teladanmu dalam mengarungi hidup.

Jalanilah kehidupan ini sesuai apa yang telah digariskan oleh yang Kuasa. Jangan pernah mengeluh dan menyerah kalah. Hidup adalah perjuangan yang harus engkau lewati. Hormati dan hargai kedua orang tua dan keluargamu seperti engkau menyayangi dirimu sendiri. Buatlah mereka bangga dengan prestasimu di dunia dan di akhirat. Bersiaplah untuk menghadapi tekanan dari lingkunganmu, karena mereka akan selalu siap untuk menghancurkan kepercayaan dirimu. Jangan pernah takut untuk menghadapi perubahan, karena perubahan akan membuatmu semakin dewasa dalam bersikap dan bertindak.

Walaupun kakak hanya bisa memberimu bekal seadanya, aku harap engkau mampu untuk melaksanakannya karena dari situlah engkau akan menemukan kebahagiaan dalam hidup ini. Walaupun aku pergi meninggalkanmu untuk sementara waktu, aku tetap menghargai, mencintai dan menyayangi dirimu lebih dari apapun di dunia ini.

by : alnia rindang

psik, undip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun