Mohon tunggu...
danang tri hartanto
danang tri hartanto Mohon Tunggu... -

menyukai tantangan, humoris, lumayan kritis dan berkumis kadang tipis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Ber)Ingin yang Bersayap

3 April 2012   01:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Panggung politik negeri ini selalu menarik untuk kita simak , adegan demi adegan diperankan oleh para lakon politik sesuai dengan skenario yang telah dibuat oleh sang sutradara.  Maka benar sekali lirik lagu Ahmad Albar yang mengatakan bahwa "dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah", begitu pula dengan perpolitikan yang merupakan bagian dari skenario kehidupan ini.  Dunia politik merupakan dunia penuh intrik, bahkan tidak segan-segan Iwan Fals mengatakan bahwa "dunia politik adalah dunia para binatang", ada yang buas, dan ada juga yang jinak dengan tuannya.

Kita sendiri baru menyaksikan sebuah drama politik yang sangat menarik, bahkan cenderung dramatis. Drama politik BBM beberapa waktu lalu, tentu menyisakan banyak tanya dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Setidak-tidaknya drama politik BBM episode yang lalu kembali membelalakkan mata kita tentang sebuah dunia yang aneh, yaitu dunia politik, dunia penuh intrik dan dunianya para binatang kata Iwan Fals.

Dalam sebuah drama tentu selalu ada peran baik dan peran jahat, namun sebagaimana dalam kisah Pandawa dan Kurawa, kita tentu akan menemukan tokoh penting yang berperan sebagai penghasut yaitu Sengkuni. Sudjiwotedjo, Presiden Republik Djancuker pernah mengatakan bahwa negeri ini telah menjadi negeri sejuta Sengkuni. Sehingga kita akan lebih mudah menemukan pemimpin berwajah (berwatak) ganda daripada pemimpin berwajah (berwatak) dewa, maka wajar kalau sampai saat ini bangsa ini selalu meributkan hal-hal yang sebenarnya tidak penting.

Drama politik BBM yang baru usai dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa lebih banyak partai politik berwatak Sengkuni daripada kurawa, di sini sebenarnya penulis agak ragu untuk mengatakan bahwa partai  yang menolak kenaikan harga BBM adalah perwujudan dari Pandawa. Namun penulis tetap mengapresiasi Partai yang menolak kenaikan harga BBM, setidak-tidaknya telinga mereka tidak tuli dalam mendengar suara penderitaan rakyat.

Dalam drama politik BBM kemarin, ternyata bukan Kurawa yang menang, dan bukan pula Pandawa, pemenang dalam drama kemarin adalah Sengkuni. Partai berwatak sengkuni ini tentu sangat berbahaya bagi masa depan republik ini, hal ini karena mereka memiliki dua wajah, satu wajah menunjukkan bahwa mereka adalah pembela rakyat, namun wajah yang lain menunjukkan bahwa mereka adalah "pemangsa" rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun