Mohon tunggu...
Alna NurFatikah
Alna NurFatikah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Diri Sendiri

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money

Kondisi Ternak Puyuh Petelur Masa Pandemi di Desa Tegalsari Karanggede Boyolali

13 November 2021   11:15 Diperbarui: 13 November 2021   11:30 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5 November 2021- Anggota Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah Ke – 77 Universitas Islam Negeri Semarang Kelompok 44, Alna Nur Fatikah melakukan kunjungan ke peternak burung puyuh di Desa Tegalsari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Pemilik ternak burung puyuh tersebut bernama Ibu Rina. Ibu Rina memulai ternak puyuh petelur sejak tahun 2018, dengan jumlah burung puyuh kurang lebih 1000 ekor yang menghasilkan kurang lebih 750 butir telur setiap harinya. Dengan kandang berbentuk kotak dan bertingkat lima, setiap kotak terdapat 30 burung puyuh dengan perbandingan 2 burung puyuh jantan dan 28 burung puyuh betina.

Burung puyuh petelur tersebut diberi makan pur konsestrat sehari satu kali di pagi hari. Setiap seminggu sekali juga diberikan vitamin untuk kesehatan burung puyuh. Selain itu di dalam kandang juga diberi radio yang dinyalakan dengan tujuan agar burung puyuh tidak stress atau kaget dan terbiasa mendengar suara-suara lain. Pembersihan kotoran burung puyuh dilakukan setiap dua hari sekali. Kotoran burung puyuh dapat dijadikan pupuk untuk tanaman agar tumbuh dengan subur.

Ibu Rina menjual telur burung puyuh kepada agen yang kemudian disetorkan ke rumah makan yang menyediakan makanan dari telur puyuh seperti sate telur puyuh, balado telur puyuh, dan lain-lain. Selain itu, Ibu Rina juga menjual telur burung puyuh ke pasar pagi Karanggede, dijual dalam keadaan sudah direbus dan dibungkus plastik mika. Satu bungkus plastik mika berisi sepuluh butir telur burung puyuh yang dijual dengan harga Rp. 3000.

Setelah burung puyuh tidak bertelur lagi atau sudah sampai pada tahap afkir, burung puyuh dijual kepada agen yang menjual burung puyuh untuk konsumsi. Ibu Rina sempat istirahat dalam ternak burung puyuh petelur selama kurang lebih satu tahun. Kemudian memulai ternak lagi pada awal tahun 2021. Dikarenakan masih dalam masa pandemi, Ibu Rina hanya ternak burung puyuh kurang lebih 500 ekor saja. Penghasilan dari burung puyuh tersebut mengalami penurunan, karena dalam masa PPKM dan rumah makan banyak yang tutup atau hanya buka sebentar sehingga makanan yang dijual tidak banyak seperti sebelumnya. Dan di masa new normal ini sudah kembali mengalami kenaikan penghasilan sedikit demi sedikit dari ternak burung puyuh petelur tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun