Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini dinobatkan karena terdiri atas 16.771 pulau yang tersebar di tanah air Indonesia bedasarkan hasil cacatan dari Gazette Republik Indonesia. Jadi tidak heran kalo negara Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia akan keberagamannya, mulai dari keberagaman budaya, ras, agama, suku bangsa, dan bahasa. Dengan adanya keberagaman ini muncul pemikiran-pemikiran dan pandangan-pandangan yang berbeda-beda antar masyarakat. Namun hal itu tidak membuat masyarakat Indonesia untuk terpecah-belah melainkan semakin kuatnya persaudaraan antar masyarakat. Pertanyaanya, Mengapa bisa demikian? Pemikiran atau pandangan berbangsa apa yang dianut bangsa Indonesia?
Adanya rasa senasib sepenanggungan dirasakan masyarakat Indonesia yang dilatarbelakangi penderitaan akibat penjajahan dari bangsa lain. Maka dari itu muncullah semangat persatuan dan persaudaraan antar masyarakat Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, hingga saat ini bangsa Indonesia mampu menjaga persaudaraan, persatuan, dan kesatuan. Dari rasa senasib sepenanggungan tersebut lahir pemikiran-pemikiran hidup masyarakat tentang suatu bangsa, yaitu pemikiran yang berisikan nilai-nilai tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, tujuan yang ingin dicapai bangsa Indonesia dulu adalah terlepas dari belenggu penjajah. Hasil dari pemikiran-pemikiran tersebut dikenal dengan istilah ideologi. Ideologi dikenal sebagai identitas suatu bangsa, dimana ideologi merupakan suatu hal yang menunjukkan bahwa ini lah jati diri suatu bangsa. Â Â Â
Bangsa Indonesia menganut ideologi yang kemudian juga dijadikan sebagai dasar negara yaitu Pancasila, sebagai falsafah ideologi dan sarana pemersatu bangsa yang penuh akan keberagaman. Pancasila berpengaruh besar terhadap bangsa Indonesia, karena dapat mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia yang didasari oleh latarbelakang yang berbeda-beda, sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup aman, tentram, dan damai. Â
Masyarakat Indonesia mayoritasnya merupakan pemeluk agama Islam. Maka dari itu Indonesia dikenal menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Meskipun menjadi mayoritas, penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam tetap menjunjung sikap toleransi antarumat beragama. Setiap umat dari berbagai agama apapun bebas untuk menjalankan kewajibannya, bebas untuk beribadah menurut syariat dan kepercayaan agamanya masing-masing, bagaimana tertuang dalam Pasal 29 Ayat 2 yang berbunya "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu". Hal ini merupakan nilai dari sila pertama Pancasila bahwa negara Indonesia memberikan kebebasan untuk memeluk dan beribadah sesuai keyakinan agama masing-masing, kebebasan beragama ini bukan hanya dinikmati oleh penduduk muslim saja, karena penduduk Indonesia bukan hanya  pemeluk Islam melainkan ada banyak pemeluk agama lain dan banyak pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa berasal dari penduduk non-muslim. Saat perumusan Pancasila wakil-wakil dari non-muslim keberatan dengan rumusan sila pertama yang menyatakan "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Dengan adanya rasa keberatan dari wakil-wakil yang non-muslim sila pertama Pancasial direvisi menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi sikap toleransi dan menjaga hubungan antar  tokoh perjuangan bangsa agar tetap bersatu dan tidak terpecah belah.
Dengan menjadi mayoritas di Indonesia, ada beberapa penduduk muslim yang tidak begitu setuju dengan Pancasila yang ditetapkan menjadi dasar negara. Mereka beranggapan bahwa seharusnya bangsa Indonesia menetapkan Al-Qur'an dan hadits sebagai sumber dasar negara. Ada beberapa golongan-golongan di Indonesia yang tidak menerima Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal dan dasar negara Indonesia. Golongan-golongan seperti inilah yang patut untuk dihindari karena memiliki pemikiran yang ekstrem dan radikal akan keislaman. Padahal tokoh-tokoh yang merumuskan Pancasila adalah para tokoh-tokoh nasionalis dan mendapatkan masukan serta saran dari tokoh-tokoh keagamaan, seperti para Ulama'-ulama'.
Pemikiran-pemikiran radikal lah yang membuat golongan-golongan tersebut ingin menjadikan Al-Qur'an dan Hadits sebagai dasar dari negara Indonesia. Dengan begitu sobat Kompasiana, berarti golongan tersebut menginginkan Indonesia menjadi negara yang berdaulah kerajaan seperti negara-negara yang berada di Jazirah Arab pada umumnya. Namun, hal seperti ini bukan lah suatu hal yang baik, karena pastinya akan memecah-belahkan kesatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dimana Indonesia merupakan negara yang penuh dengan perbedaan, mulai dari budaya, ras, agama, suku bangsa, dan bahasa.
Sejak awal hadirnya agama Islam sebagai agama sudah mengajarkan bagaimana sebuah demokrasi yang baik dan adil. Meskipun yang digunakan pada waktu itu bukanlah kata demokrasi. Bahkan bisa dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebagai seorang Rasul yang hanya menyampaikan wahyu dari Allah melainkan pemimpin atau seorang negarawan yang sangat demokratis dalam memimpin suatu wilayah, hal ini terlihat ketika Beliau meminta seorang penguasa sipil (non-agama) di luar status Beliau sebagai pemegang otoritas agama. Selain itu saya juga mengutip pernyataan Ma'ruf Amin yang meminta agar Pancasila dan agama tidak lagi dipertentangkan. Agama dan Pancasila malah saling mengisi satu sama lain. Karena seluruh nilai-nilai yang ada pada Pancasila serupa dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan permusyawaratan serta keadilan sosial, semuanya ada dalam  Al-Qur'an dan Hadist.
Sobat Kompasiana, saya mengambil kesimpulan dari apa yang disampaikan di atas adalah Ideologi yang dianut negara Indonesia yaitu ideologi Pancasila dan ideologi ini berkaitan dengan apa yang diajarkan dalam syariat Islam. Sebagaimana sebuah pernyataaan Ma'ruf Amin yaitu "seluruh nilai-nilai yang ada pada Pancasila serupa dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam". Selain itu kita harus menghindari golongan-golongan ekstrem yang menginginkan Indonesia menjadi negara berdaulah Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H