Mohon tunggu...
Layla Munawaroh
Layla Munawaroh Mohon Tunggu... -

hidup dalam keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah, tapi sebaliknya menjadi motivasi untuk menjadi kuat dan hidup bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Masa ke Masa Perkembangan Kurikulum PAUD di Indonesia

22 Mei 2014   04:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 5336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kurikulum dalam dunia PAUD dapat diartikan seperangkat bahan ajar mencangkup tujuan, isi dan bahan belajar, khususnya pada siswa usia dini (0-6 tahun) untuk mencapai tumbuh kembang secara optimal. Perkembangan kurikulum PAUD di Indonesia ini berawal pada tahun 1964 hingga sekarang.

Pada tahun 1964 kurikulum untuk PAUD lebih dikenal dengan rencana pendidikan yang mana menerapkan system pendidikan Pancawardhana yaitu siswa diarahkan pada perkembangan menjadi manusia Pancasila yang bertanggung jawab sehingga terselenggaraannya masyarakat yang adil dan makmur.

Setelah kurikulum tahun 1964, Pemerintah membenahi kurikulum pada tahun 1968 dengan adanya pedoman resmi bagi penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak di Indonesia. Hal ini dilakukan pada bidang pendidikan khususnya pada Pendidikan Prasekolah sebagai upaya pembenahan dan peninjauan konsep dan praktek penyelenggaraan pendidikan prasekolah di Indonesia.

Selanjutnya, delapan tahun kemudian tepatnya pada tahun 1976 melalui keputusan Mendikbud No 054/U/1977 pasal 6 menjelaskan bahwa pendidikan agama pada pendidikan di TK (taman kanak – kanak) diintegrasikan ke dalam bidang pengembangan Pendidikan Moral Pancasila, bahasa daerah dijadikan sebagai bahasa pengantar dan persiapan membaca, menulis, dan berhitung untuk persiapan anak masuk Sekolah Dasar pada pendidikan scholastic.

Kurikulum 1976 yang disempurnakan lagi pada tahun 1984, yang mana pendidikan TK disesuaikan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhannya supaya siswa lebih mudah bergerak dan dapat memilih kegiatan sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan mereka. Sehingga pada tahun 1984 ini pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas yang berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA).

Pada tahun 1994, pemerintah memutuskan TK (Taman Kanak - Kanak) sebagai bagian dari pendidikan prasekolah telah diatur oleh Peraturan pemerintah no 27 tahun 1990 tantang pendidikan prasekolah dan secara khusus telah pula diatur dalam kepmendikbud RI no 0486/zu/1992 tentang TK. Pada kurikulum 1994 pembelajaran menggunakan tema dan sub tema yang merupakan pokok bahasan yang dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional. Bahasan tema yang diambil mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak.

Perbedaaan yang paling mencolok pada kurikulum tahun 1994 dengan kurikulum 2004 yakni pada cara bagaimana anak belajar di kelas. Pada kurikulum tahun 1994 menggunakan sistem catur wulan. Sedangkan Kurikulum tahun 2004 menggunakan sistem semester. para siswa dituntut aktif mengembangkan semua aspek perkembangan anak secara optimal. Pada dasarnya guru tidak hanya bertindak sebagai fasilitator, namun juga sebagai motivator dalam pembelajaran. Dalam kegiatan di kelas, anak bukan lagi sebagai pendengar akan tetapi aktif berinteraksi dengan guru.

Pada tahun 2010, Pemerintah menerbitkan Standar Nasional PAUD No. 58 tahun 2010. Pengembangan kurikulum pada tahun ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional PAUD merupakan hasil kajian yang dilakukan terhadap Standar Kompetensi TK/RA 2004.Standar ini ditujukan untuk seluruh anak usia dini yaitu dari usia lahir sampai 6 tahun. Sehingga Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik. Adanya perubahan kurikulum tidak hanya berubah secara label saja, namun juga diiringi dengan perbaikan sistem pendidikan PAUD khususnya, agar anak usia dini dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun