Oleh: Almuhtarom
Jejak langkah kian berirama pilu menggerutu Ditengah kegelisahan mencari penawarnya. Semakin larut dan hilang menuju ruangnya.
Ia, menyelinap paksa untuk menyingkap penjara rasa yang selalu genap di hati dan kepala.
Rasanya sangat pekat, tempatnya amat melekat. Semuanya terhambat, malangnya Ia terjebak. Makin laju untuk pergi, tersesat lagi-lagi.
Ia ingin lekas, ikhlas, lepas dalam gamang.
Seperti baju basah yang terperas habis.
Seperti air bah yang bergumul dikota.
Namun, semakin ia mengeja. Rasanya makin membuncah tumpah ruah beriak kenangan. menari bahagia di atas kepiluan pemilik raga.
Kini kubiarkan mereka. Kuberi ruang tanpa jeda di kepala, Berpesta dengan merdeka, berbuat sesukanya tanpa sisa.
Aku, terkoyak dan terhujam. Semuanya ku peluk erat-erat seraya suka hingga lara.
Kalianda, Sabtu 04 November 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H