Mohon tunggu...
Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tukang Nongkrong

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Beberapa "Kebiasaan Buruk" Setelah Sahur

13 Maret 2024   14:47 Diperbarui: 13 Maret 2024   14:48 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara Masjid Raya direkam usai Subuh. Photo: Taufik

Bagi kami di Aceh (juga sama dengan tempat lain di Indonesia), selama Ramadan, waktu seakan berjalan begitu cepat. Itu karena ada satu kebiasaan kami di Aceh, yaitu budaya minum kopi. Selama ramadan, tidak ada warung kopi yang buka siang hari. Warung kopi di Aceh semuanya tutup. Selain ada seruan dari pemerintah agar warung kopi tidak buka siang hari, juga karena erat hubungannya dengan agama dan budaya masyarakat. Sebagai daerah yang mayoritas penduduknya beragam Islam, membuka warung kopi dan warung makan di siang hari sama dengan melanggar ajaran Islam.

Kalau ada warung kopi atau warung makan nekat buka pada siang hari, tidak ada warga yang bakal nongkrong dan makan di warung tersebut. Mereka akan merasa malu jika kedapatan berada di warung kopi atau warung makan pada siang hari. Warung tersebut juga akan menjadi pusat perhatian masyarakat, dan pemerintah daerah pasti akan mengambil keputusan tegas: menutup warung tersebut dan bahkan bisa berujung pada pencabutan izin operasional.

Selama Ramadan, warung kopi buka pada malam hari, biasanya dimulai sebelum datangnya waktu berbuka, dan kembali tutup saat menjelang waktu Salat Isya tiba. Warung akan buka kembali setelah salat terawih hingga menjelang sahur. Ada pergeseran jadwal "ngopi" di kalangan masyarakat Aceh, terutama di perkotaan. Warung-warung kopi bakal dipenuhi pengunjung, termasuk oleh jamaah yang baru selesai salat terawih. Akibat kebiasaan bergadang sampai larut hingga sahur ini, otomatis waktu istirahat juga akan berubah. Dan, biasanya mereka bakal tidur selepas menikmati hidangan sahur.

Belakangan ada sebuah fenomena baru di Aceh, di mana warung kopi tetap buka saat Salat Isya dan Terawih. Hanya saja, pemilik warung memadamkan lampu luar warung, dan pintu warung tetap tutup. Pengunjung dilarang duduk di sisi luar yang dapat terlihat oleh pelintas. Namun, jika kita masuk ke dalam warung, di dalam kita pasti akan mendapati banyak sekali pengunjung. Asap rokok memenuhi seisi warung seperti kabut tebal.

Akibat bergadang semalaman itulah muncul sebuah kebiasaan yang menurut para ahli tidak baik untuk kesehatan: tidur setelah menyantap sahur. Saya pun kadang juga terpapar kebiasaan buruk ini, meski tidak setiap hari. Saya sering tertidur seusai menyantap sahur terutama jika sahurnya lebih cepat dari jadwal imsak. Dan, selagi menunggu waktu untuk Salat Subuh, saya biasanya bakal tertidur pulas tanpa disadari. Baru terbangun kembali ketika pagi menjadi sedikit terang.

Namun, belakangan ini, saya melawan kebiasaan buruk tersebut dengan bermain gadget. Banyak hal yang saya lakukan dengan gadget, seperti membaca berita, memantau kicauan menarik di Twitter atau menonton video. Apalagi, saya sudah berlangganan Kompas.id Premium, di mana memberi banyak keuntungan tersendiri buat saya yang suka membaca. Dengan akses yang tidak terbatas, saya dapat membaca artikel dan sajian menarik, yang tidak ada habisnya. Itu adalah sebuah kemewahan yang belakangan begitu saya nikmati.

Selain itu, saya juga menginstall aplikasi iPusnas di gadget saya, untuk membaca novel dari para penulis favorit. Sekarang ini, misalnya, saya lagi menikmati novel "Pulau Camino" karya John Grisham. Novel dari penulis terkenal itu sekarang bisa kita nikmati melalui aplikasi iPusnas. Bagi saya pribadi, aplikasi iPusnas adalah salah satu ikhtiar terbaik dari pemerintah untuk menggalakkan budaya membaca di kalangan masyarakat.

Satu lagi kebiasaan saya seusai sahur adalah memantau pergerakan harga dari aset digital: mata uang kripto. Ya, sekarang ini saya memang sedang senang-senangnya memantau grafik pergerakan harga kripto. Bisa dibilang, memantau pergerakan harga aset kripto bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan, meski kadang bikin was-was, terutama jika harga aset yang kita pegang terjun bebas. Namun, itu akan terpuaskan ketika harga kembali naik, dan kita bisa mengambil sedikit cuan dari kenaikan harga tersebut.

Itulah beberapa kebiasaan saya saat bulan Ramadan, terutama seusai menikmati sahur. Bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun