Kalau ia ragu dengan kemampuannya sendiri dan merasa bakal sulit menembus ketatnya seleksi editor, maka saya akan menyarankan dia menulis di Kompasiana, Terminal Mojok atau IDN Times, saya saya jelaskan cara kerjanya. Namun, saya cukup sadar, bahwa jawaban saya tersebut sama sekali tidak cukup membantu. Sebab, orang yang banyak bertanya begitu, biasanya 'lemah' saat masuk pada tahap ekseskusi.
Sementara kalau ia suka dengan fotografi, saya akan mengarahkan dia untuk mulai mengakrabi blog berbasis blockchain seperti Hive.blog atau Steemit. Di platform yang memberi reward dalam bentuk kripto tersebut, seorang kreator cukup dengan mengupload foto dan menuliskan sedikit keterangan.Â
Jika ia beruntung, postingannya akan mendapatkan upvote dari pengguna lain, dan ia bisa mendapatkan hasilnya. Hasil menulis di platform tersebut memang tidak menentu, tetapi jika ia konsisten melakukannya (one day one posting), maka ia dapat menikmati hasilnya.
Jika yang bertanya termasuk orang yang mau hasil secara instan dan tanpa bersusah payah menulis apapun, saya biasanya akan mengarahkan ia untuk mulai berkenalan dengan situs penyedia survei.Â
Memang hasilnya tidak seberapa, tetapi jika ia mau meluangkan waktu dua jam dalam sehari dan konsisten melakukannya, maka ia dapatkan menghasilkan uang ngopi tiap hari. Saya sering membaca di situs tanya jawab Quora, bahwa banyak orang yang bisa menghasilkan puluhan dollar setiap bulan dari mengisi survei.Â
Terakhir, jika yang bertanya seorang jurnalis lokal, maka saya akan memberi saran agar ia mulai memikirkan untuk menjadi penulis lepas di beberapa media online yang berkantor pusat di Jakarta.Â
Seperti kita tahu, banyak media online sekarang ini yang menerima tulisan dari para penulis lokal. Biasanya tulisan yang diminati berkaitan dengan isu lokal tapi 'seksi' di mata pembaca di tingkat nasional. Dan, honornya sering kali lebih dari cukup untuk biaya minum kopi selama seminggu. []
