Ideas alone enable a man to survive and flourish – Leo Burnett (1891-1971)
Pendiri salah satu dari lima jaringan periklanan terbesar di dunia ini tidak sedang membual dan pasti dalam keadaan sangat sadar ketika mengatakan kalimat tersebut. Menurutnya, hanya dengan sebuah ide atau gagasan saja seseorang bisa hidup bahkan makmur.
Ide atau gagasan tak pernah bisa diukur dari apapun. Ia sesuatu yang penting dan vital. Bahkan, seseorang yang tidak memiliki ide sebenarnya adalah hanya sebuah jasad hidup yang kebetulan bisa berjalan. Sejarah penemuan besar dunia yang kita kenal sekarang, hampir semuanya berangkat dari sebuah ide (kadang hanya ide sederhana saja). Awalnya, boleh jadi, ide-ide yang muncul pada waktu tersebut jadi bahan tertawaan dan olok-olokan orang.
Sejarah pula yang kemudian menempatkan sebuah ide yang awalnya jadi bahan tertawaan menempati tempat terhormat dalam kehidupan kita dan bahkan mengubah kehidupan manusia. Benar bahwa ide tak serta merta berjalan sesuai harapan. Seichiro Honda, misalnya. Ia pernah beberapa kali gagal ketika menciptakan sepeda motor seperti yang kita kendarai sekarang, bahkan boleh jadi sempat dicemooh. Tapi apa yang terjadi? Honda kini menjadi salah satu merek otomotif terbesar di dunia, dan mengundang decak-kagum orangbagaimana perusahaan itu terus berekspansi dan berevolusi. Suatu ketika, Honda mengatakan, “Orang hanya mengingat kesuksesan saya, tapi tak pernah menyinggung tentang kegagalan-kegagalan saya.”
[caption id="attachment_379167" align="aligncenter" width="571" caption="Tirto Utomo, penemu aqua | purpledimesiongirls.wordpress.com"][/caption]
Setelah lulus kuliah, pernah bekerja di Permina (cikal-bakal Pertamina) dan ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di situlah titik balik hidupnya berubah. Di Pangkalan Brandan, dia merasakan pengalaman harus mandi dengan air sungai setiap hari, juga untuk keperluan konsumsi. Rupanya, kesulitan untuk mendapatkan air bersih mengubah pandangannya tentang air dan muncul ide untuk menyediakan air bersih.
Di usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni PT Aqua, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis. Aqua didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama "PT. Golden Mississippi" dan merek produksi Aqua. Saat itulah muncul ide untuk mengemas air dalam kemasan. Awalnya, ide ini dicemooh dan jadi bahan olokan orang. Mana ada orang gila yang mau membeli air dalam kemasan.
Hingga 1978 penjualan Aqua tersendat-sendat. Dikasih gratis saja tak ada yang mau. Orang bertanya, untuk apa minum air mentah? Tidak heran bila Tirto Utomo sendiri mengakui hampir menutup perusahaannya karena sekitar lima tahun berdiri tetapi titik impas belum juga dapat diraih. Ia tidak tahan harus menombok terus menerus. Tetapi selalu ada rezeki bagi orang yang ulet dan tabah.
Pintu rezeki itu memang tak pernah bisa diduga. Salah satu pelanggan Aqua yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan kerja pribumi mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemasan diterima di masyarakat. Kini, ide yang awalnya dicemooh itu sudah banyak ditiru oleh perusahaan lain, tetapi kebesaran mereka Aqua tetap lebih menonjol, karena semua air dalam kemasan selalu disebut Aqua.
Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1996 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas. Brand utama mereka, "AQUA" tetap menjadi market leader di bisnis air minum dalam kemasan. Mudah-mudahan menginspirasi. [diolah dari berbagai sumber]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H