Mohon tunggu...
Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tukang Nongkrong

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepakbola

26 April 2010   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak tahu persis, kenapa jutaan orang bisa tergila-gila pada sepakbola. Mereka rela menghabiskan waktu hanya sekedar melihat 22 pemain mengejar-ngejar bola dalam rentang waktu 2x45 menit. Bola yang dikejar tersebut kemudian disepak lagi. Begitu seterusnya hingga waktu 2x45 menit berakhir. Lalu, kenapa waktu permainan hanya ditentukan 2x45 menit? Siapa yang pertama mengusulkan waktunya demikian, dan apa dasar filosofinya?
Pertanyaan tersebut cukup sederhana. Saya sendiri—meski sering juga melihat orang-orang ‘gila’ di lapangan mengejar-ngejar bola—tak pernah terlintas di pikiran, kenapa harus 2x45 menit? Ada seseorang berceloteh di Twitter, bisa jadi karena bingung juga melihat orang-orang mengejar-ngejar bola selama 2x45 menit, serta ada orang yang rela melihatnya, hingga memunculkan pertanyaan: @Qemalz: hemm ATwetlovers knpa maen bola 2x45 menit ?? knapa ga 2x60 menit atau 2x30 menit gitu biar pas?


Saya penasaran. Tak pernah terlintas kenapa bisa demikian? Saya bingung. Saya mesti harus mencari tahu kenapa? Saya membuka kembali buku-buku essay soal bola yang ditulis Sindhunata. Saya kecewa, karena tak pernah ada penjelasan soal waktu 2x45 menit. Sindhunata memang menulis cukup mendalam soal sepakbola dari sejumlah aspek: filsafat, politik, hiburan, ekonomi, budaya. Banyak tulisan-tulisannya yang berisi refleksi dan permenungan.


Filsuf eksistensialis dari Perancis, Albert Camus, seperti dikutip dalam buku Sindhunata sampai membuat kesimpulan: Dalam hal keutamaan dan tanggung jawab, saya belajar dan berhutang budi pada sepakbola. Membaca tulisan-tulisan Sindhunata, menunjukkan satu pesan: dikuras bagaimanapun, sepakbola tetap bagaikan mata air yang takkan kering dan akan selalu meninggalkan wilayah yang tidak bakal habis ditimba.


“Sepak bola akhirnya menyisakan sebuah misteri, yang tidak mungkin dipahami. Mungkin itulah sebabnya, sepak bola mendekati sebentuk religiositas, yang oleh sebagian orang dikritik sebagai menggantikan dan mengkhianati keagamaan,” demikian pengantar untuk buku trilogi Sindhunata: Bola di Balik Bulan, Air Mata Bola dan Bola-bola Nasib.


Nah, misteri-misteri tersebut terlalu sulit untuk diungkap dengan logika biasa, termasuk soal waktu 2x45 menit. Openk dalam id.cosmotopic.com memberikan penjelasan ringkas, namun cukup untuk mengurangi rasa penasaran kita, kenapa mesti 2x45 menit waktu yang disepakati? Meski soal kebenaran masih bisa dipertanyakan, penjelasan ini untuk sementara bisa dijadikan ‘pegangan’ terutama untuk sekedar ngakak ria.


Openk menulis:

Ternyata setelah aku pelajari ada beberapa hal mistis didalamnya..
Jumlah pemain setiap klub adalah 11 orang
Masing - masing pemain mempunyai 2 (dua) buah telur (testis)
Kalau di jumlahkan, 11 x 2 = 22 telur
Jumlah pemain klub lawan juga sama 11 orang X 2 testis = 22 telur
Kalau di total dari dua klub tersebut terdapat 44 telur......
nah 1 (satu) telur jadi rebutannya yaitu sebuah bola .......
sehingga total 44 telur ditambah 1 bola ... makanya ada 2 X 45 menit...




Entahlah…soal mau percaya atau tidak berpulang pada kita masing-masing.

-------note: tulisan ini sudah diposting juga di blog http://jumpueng.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun