Untuk jadi anak presiden, kita harus punya Ayah seorang presiden (baca kepala negara dan kepala pemerintahan). Kalau orang tua kita seorang presiden, kita sebagai anaknya otomatis akan jadi anak presiden! Jadi, tak sembarang orang bisa menjadi anak presiden. Di Indonesia saja, baru 7 keluarga yang jadi presiden. Artinya baru anak ketujuh orang itu saja yang menyandang status anak presiden. Yang lain, paling banter jadi anak wakil presiden atau presiden di perusahaan besar dan perusahaan milik negara.
Banyak keistimewaan menyandang status sebagai anak presiden. Kemana-mana ada pengawalnya. Pelayanan pasti sering didahulukan. Fasilitas lebih wah di banding anak lain. Kalau kemana-mana pasti ramai yang antri minta foto bareng. Bisa kuliah di perguruan tinggi elit. Pokoknya, sesuatu yang wah akan diterima olehnya karena dia anak presiden.
Dulu, saat Presiden SBY masih menjabat presiden, dan mulai akrab dengan sosial media, sewaktu membuat akun twitter, cukup ramai orang mengikutinya di situs 140 karakter itu. Status akun sang presiden pun langsung verified. Presiden gitu, loh! Ini wajar. Beberapa hari kemudian, anak-anaknya seperti Agus, Ibas, juga kecipratan tuah sebagai sebagai anak presiden. Akun mereka ini juga verified. Kita tak tahu apakah proses verified tersebut alamiah atau ada kekuatan 'gaib' di baliknya.
[caption id="attachment_349766" align="alignleft" width="640" caption="Screeshot blog Kaesang Pangarep"][/caption]
Kenapa kita (saya deh) berkesimpulan demikian? Karena, saya juga sudah lama bikin akun twitter tapi tak diverified juga sama twitter. Padahal, akun saya bukan anonim. Saya pakai nama asli sesuai dengan nama si KTP. Saya bukan orang jahat, bukan spammer. Saya real human bukan boots. Lalu kenapa tak juga status akun saya verified, ya karena saya bukan anak presiden.
Sebenarnya, kita tak perlu jadi anak presiden kalau untuk sekadar ingin akun twitter verified. Jadi artis terkenal pun pasti akun kita akan verified, banyak follower dan setiap kicauan (tweet) sekali pun singkat seperti ‘selamat pagi’ pasti banyak yang balas dan RT (retweet). Tapi, tak mudah juga jadi artis terkenal, karena masuk tv pun jarang (malah tidak ada sama sekali). Boro-boro jadi artis dan masuk TV, masuk koran saja belum tentu setahun sekali. Wajah kita pun kampungan banget. Ya sudah, kita terima saja nasib apa adanya. Jadi diri sendiri itu luar biasa, loh!
Beberapa hari lalu, jagat blog kembali heboh dengan keberadaan blog seorang anak presiden: misterkacang.blogspot.com. Blog ini milik Kaesang Pangarep, anak Presiden ketujuh RI, Joko Widodo. Media(terutama media online) pun cukup ramai mengulasnya. Dia sebenarnya sudah lama jadi blogger, tapi baru kemarin-kemarin itu blognya jadi perhatian banyak blogger dan pembaca (plus media). Trafik pun banjir. Semua orang penasaran ingin membukanya dan sebagian malah berkomentar di blog tersebut, berharap dapat cipratan trafik. Nebeng populer di blog anak presiden.
Ya, Kaesang Pangarep sebenarnya sudah sejak September 2011 lalu membuat blog di blogger, layanan blog gratis milik google. Hasil penelusuran saya di blog miliknya, posting pertama berjudul Hari yang Menyedihkan yang diposting pada 22 September 2011. Di posting pertama itu, saya lihat cuma ada enam pengunjung yang memberikan komentar. Ini jelas sangat sedikit. Sepanjang tahun 2011, saya lihat setiap tulisan yang diposting Kaesang sangat sedikit yang memberi komentar, paling banyak 10 komentar.
Tapi lihatlah beberapa posting terakhir dia, terutama saat pelantikan Joko Widodo (Presiden Jokowi) pada 20 Oktober 2014. Tulisan berjudul Tanggal 20 Oktober 2014, misalnya,terakhir kali saya buka memiliki 311 komentar. Sementara dua posting sebelumnya, di bulan Agustus (Kaesang tidak memposting satu tulisan pun di bulan September) masing-masing berjudul Perjalanan Menuju Tanah Suci Part 4 dan Tahun ke-4 di Singapore memiliki 99 dan 133 komentar. Artinya, jumlah komentar di blog Kaesang meningkat drastis sejak masa-masa kampanye hingga pelantikan Presiden. Kita menduga-duga ini pasti ada kaitannya dengan kencangnya pemberitaan media serta setelah blog tersebut diketahui sebagai milik anak Jokowi.
Secara umum, tulisan-tulisan Kaesang di blognya enak dibaca, bahasanya kocak dan gaul (khas anak muda), dan tema yang ditulisnya pun terkait kehidupan dia sehari-hari. Saya terus terang cukup menikmati juga saat membacanya pertama kali. Dia memang sama seperti para blogger kebanyakan. Kita berharap, sekali pun kini sudah menyandang status sebagai anak presiden, Kaesang terus menulis terutama pengalaman-pengalaman dia di istana atau menjalani hari-hari sebagai anak presiden. Teruslah jadi blogger yang otentik!
Sebagai blogger yang termasuk sudah lama ngeblog, kita pantas iri (dalam arti positif tentunya) sama Kaesang. Pasalnya, blog dia kini diulas di mana-mana, pengunjungnya banyak dan jumlah komentar pun melimpah. Alangkah kerennya kalau komentar-komentar di blog tersebut dibalas, biar selalu interaktif. Karena hakikat ngeblog sebenarnya adalah saling berbagi dan menjadi medium berinteraksi dengan orang lain.
Pada akhirnya, kalau kita ingin menjadi seperti Kaesang, di mana blognya dibanjiri pengunjung dan komentar serta dibicarakan oleh para blogger dan media online, mari berharap orang tua kita menjadi presiden. Tapi jika orang tua kita tak mungkin jadi presiden, maka tugas kita sebagai blogger adalah selalu update blog secara teratur, menulis topik menarik yang dibutuhkan pembaca, dan aktif di sosial media, Insya Allah tanpa harus jadi anak presiden, blog kita pun akan berlimpah trafik dan komentar. Beberapa blogger sudah membuktikannya. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H