Kita ketahui bahwa kecemasan atas wabah virus Corona tetap berlanjut. Kita juga paham bahwa pemerintah sudah dan sedang melaksanakan berbagai usaha untuk menanggulangi kecemasan itu.
Salah satu kegiatan pemerintah tersebut terkait menggunakan masker. Penulis melihat kampanya ini cukup berhasil.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berulang kali menyerukan bahwa masker tersebut lebih dibutuhkan bagi orang-orang yang sedang flu dan batuk-batuk. Lebih spesifik lagi, Terawan mengatakan bahwa masker itu sangat diperlukan jika batuk-batuk itu disertai demam, lesu. Dengan kata lain, masker sangat dibutuhkan jika seseorang sudah memperlihatkan gejala atau symptoms terjangkit virus Corona Covid-19. Â Orang-orang yang tidak ada gejala Covid-19 tersebut, dengan kata lain, tidak perlu menggunakan masker.Â
Namun, sejak munculnya dua kasus positif Corona warga Depok Jabar, masker diserbu. Masker menjadi langkah dan hargnya membumbung tinggi. Diberitakan media harganya ada yang mencapai satu juta rupiah per dus yang dalam kondisi normal tidak lebih dari Rp125.000/dus.
Untuk itu, kampanye masker hanya untuk penderita (#masker untuk penderita) lebih ditingkatkan oleh pemerintah. Ini dilaksanakan oleh berbagai pejabat pemerintah termasuk pejabat dari Kementerian Kesehatan.
Kampanye ini bertambah meluas ketika beberapa stasiun tv menyampaikan pesan masker untuk penderita dalam berbagai acara talk show. Disini tampil berbagai profesi mulai dari jurnalis, politisi, tokoh agama, dan tentu saja dokter spesialis penyakit paru-paru.
Kampanye ini berhasil. Lihat penampakan di stasiun KRL Bojong Gede pada tanggal 4 Maret 2020. Hanya beberapa penumpang KRL saja yang menggunakan masker.
Kampanye masker untuk penderita diperkuat berita mahalnya harga masker membuat para penumpang KRL tersebut tidak terdorong untuk menggunakan masker.
Lihat juga video di stasiun KRL Bojong Gede, pagi hari, tanggal 4 Maret 2020.
Kesuksesan #Masker untuk Penderita lebih diperlihatkan di stasiun Pondok Cina, arah Bogor, sekitar jam 21.30 WIB, 7 Maret 2020.
Ini penampakan penumpang KRL itu. Penulis naik KRL ini dari stasiun Pondok Cina, setelah stasiun Universitas Indonesia, Â ke arah Bogor.Â