Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

TopTen Negara Lakukan Lab Test Coronavirus

4 Maret 2020   12:05 Diperbarui: 4 Maret 2020   20:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Virus Corona versi Amerika Serikat | Diolah dari beberapa sumber (hbr.org)

Duka yang mendalam untuk rakyat Tiongkok. Ribuan orang tewas dan puluhan ribu yang lainnya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan masih dalam perawatan rumah sakit. Sekarang mulai berjangkit yang lebih kejam. Sinophobia yaitu ketakutan yang sangat berlebihan dengan orang Cina sehingga ada beberapa outlet yang menolak kunjungan orang Cina. Lebih serem lagi, kasus cowo yang mirip-mirip orang Cina ditendang dan dipukul karena dituduh pembawa virus Corona yang sangat menakutkan ini. 

Indonesia tentu saja tidak akan Sinophobia walaupun penerbangan langsung Tiongkok - Indonesia dan sebaliknya sudah dihentikan sementara waktu.

Celaka, dahsyat sekali implikasi ekonomi nya. Hotel-hotel pada kosong sebab turis dari negara-negara lain ikut-ikutan membatalkan kunjungan ke berbagai destinasi wisata utamanya Bali dan Lombok. Pengangguran dan kemiskinan akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi akan anjlok ke sekitar 4,5 persen dari target optimis 4,7 persen, walaupun Omnibus Law berhasil diundangkan dalam tahun 2020 ini.

Lebih celaka lagi pemerintah akan menggelontorkan Rp4,7 triliun sebagai insentif fiskal ke sektor pariwisata. Ini celaka sebab yang akan menerima subsidi itu orang-orang kaya mulai dari pemilik maskapai penerbangan, pemilik hotel dan restoran menengah keatas, pemilik agen-agen perjalanan sampai dengan pemerintah daerah.

Wong cilik yang langsung menderita, mulai dari pedagang kios tenda, pedagang asongan, pemandu wisata, supir taksi, buruh hotel dan restoran, pegawai maskapai penerbangan dan biro perjalanan, dan lain sebagainya yang masih banyak jika disebut satu per satu tidak akan menerima sepeser pun dari uang Rp4,7 triliun itu. 

Ironis. Miris. Ini menyayat sendi-sendi Keadilan Sosial pada Sila Kelima Panca Sila. Yakin ini lolos dari perhatian para Pejabat Tinggi BPIP.

Kebijakan Rp4,7 triliun ini tidak akan efektif sepanjang rute penerbangan langsung Indonesia - Tiongkok vice versa belum dibuka. Kebijakan ini juga tidak akan efektif sepanjang Coronphobia belum mereda.

Yang perlu dilakukan sebetulnya sederhana. Yakinkan Wisnu dan Wisman bahwa Indonesia aman, atau, minimal, ancaman Covid-19 sangat kecil untuk beberapa tujuan wisata utama seperti Bali, Lombok, Batam, Bintan, dan lain sebagainya.

Untuk itu hal yang paling gampang yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah gratis untuk pemeriksaan dan/atau perawatan pasien yang suspect virus Corona. Uangnya jelas ada dan tidak akan sampai miliaran rupiah apalagi triliunan rupiah. 

Perbanyak dan perluas lab test virus Corona atau virus Covid-19. Uangnya ada dan sangat kecil jika dibandingkan dengan Rp4,7 triliun itu. 

Labt test yang dilakukan sejauh ini sangat kecil. Lab test kasus di seluruh Indonesia yang sejauh ini hanya memeriksa 155 spesimen dari 44 RS di 23 provinsi di seluruh Indonesia dengan 2 kasus positif dan 2 kasus yang belum dikonfirmasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun