Rakyat umumnya cuek dengan pemilihan legislatif. Penghitungan suara pileg sepi sekali. Tinggal kami berdua saja di TPS 115 Bojong Gede Bogor. Kami pun juga angkat kaki tidak lama kemudian.Â
Dengan demikian, sekitar jam 8.00 malam tgl 17 April, TPS 115 Bojong Gede itu sudah tidak ada pengunjung lagi. Yang ada hanya petugas KPPS nya. Penulis yakin hal yang serupa juga terjadi di sebagian besar, jika tidak seluruhnya, di TPS seluruh Indonesia.
Berbeda ketika penghitungan suara Pilpres yang dilakukan sebelummya pada TPS dengan 138 DPT ini. Pengunjung antusias sekali. Emak-emak riuh bertepuk tangan ketika kertas suara dicoblos untuk PADI. Di TPS ini PADI menang dengan angka 76 dan JokowiMa'ruf 46.
Terlepas dari apatisme publik terhadap Pileg tersebut, 575 Anggota DPR dan 136 anggota DPD akan lolos ke Senayan tahun ini. Legislator DPR itu kelihatannya akan mewakili hanya sembilan partai politik. Berikut beberapa harapan kepada legislator tersebut yang sempat terdengar dan masih teringat oleh penulis.
Presidential ThresholdÂ
Para legislator baru kita diharapkan dapat meminimalisir karut marut proses pencalonan presiden dan wakil presiden 2024. Karut marut itu seperti disajikan di bawah ini.Â
UU Pilpres kita yang sekarang menutup rapat pintu Paslon independen. Baik Capres maupun Cawapres wajib diusulkan oleh partai politik dan/atau koalisi partai politik. Selain itu, Parpol dan/atau koalisi Parpol pengusung Capres/Cawapres harus memenuhi ambang batas Presidential Threshold (PT) yang relatif sangat tinggi untuk dapat mengajukan Paslon Pilpres itu. Konsekuensinya, pembentukan partai koalisi dan penetapan Paslon Pilpres 2019 sangat bertele-tele dan lama sekali.Â
Coba kita lihat kembali proses pencalonan Jokowi di Pilpres 2019 itu. Seingat penulis, Partai Nasdem yang pertama kali mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2019. Â Satu demi satu, kemudian Parpol, bergabung dan membentuk koalisi untuk mengusung Jokowi sebagai Capres 2019. Mirisnya, PDIP yang seharusnya pengusung utama Jokowi baru pada detik-detik terakhir menyatakan dukungannya dan bergabung dengan Parpol lain yang sudah lebih dahulu mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2019.Â
Proses pencarian Cawapres Jokowi juga sangat panjang dan bertele-tele. Mirisnya, Mahpud MD yang sudah hadir di Istana Negara ternyata dibatalkan dan yang ditunjuk, sebagaimana kita ketahui bersama, adalah Ma'ruf Amin.
Kerumitan yang sama dalam pengajuan Capres Prabowo Subianto. Para petinggi Partai Gerindra sangat jelas sekali menghendaki Prabowo kembali menjadi Capres di Pilpres 2019 yang lalu. Namun, baru menjelang saat-saat terakhir Prabowo mendeklarasikan untuk maju kembali di Pilpres 2019 itu seiring dengan pernyataan dukungan PKS dan PAN.