Tuilisan ini aslinya bersumber dari seorang shohib pegawai BUMN di Jatim dan sudah saya publish beberapa waktu yang lalu. Mengingat substansi yang disampaikan sangat penting untuk penyelamatan uang negara, maka surat ini saya publish kembali dengan judul yang berbeda.
Sebagai pendahuluan, mungkin kita ingat ketika menko Rizal Ramli bkoar-koar untuk menghentikan rencana pembelian pesawat besar Airbus oleh BUMN PT Garuda Indonesia dengan pembiayaan utang dari bank Cina. Hasilnya, rencana pembelian pesawat dan utang dengan bank Cina itu dibatalkan.
Sementara itu polemik akad kredit 3 Bank BUMN (Mandiri, BNI, dan BRI) dengan bank Cina untuk pembiayaan kereta cepat jakarta-Bandung terus bergulir. Protes yang mencuat banyak sekali dan mencakup protes dari ekonom terkemuka UI, Faisal Basri, pakar transportasi nasional, Danang Parikesit, dan Begawan Ekonomi Indonesia, Prof. Emil Salim.
Berikut ini saya tulis secara lengkap surat dari Pegawai BUMN di Jawa Timur itu.
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Pak Jokowi dan Bu Rini. Semoga Bapak dan Ibu tetap sehat meski saya yakin Anda berdua pasti super sibuk. Banyak sekali urusan yang membuat Bapak dan Ibu terpaksa terlibat didalamnya.
Bagi-bagi sembako dan Kartu Sakti pun harus Pak Jokowi yang turun langsung. Belum lagi Pak Jokowi pasti sibuk mempersiapkan kunjungan ke Amerika Serikat dan sarapan bersama dengan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Freeport McMoran di Washington DC dan makan malam bersama CEO Apple. Tentu semua itu menyita pikiran Bapak untuk bagaimana membuat para CEO perusahaan asing itu bisa ramah menyambut kedatangan Bapak.
Begitu juga dengan Bu Rini, kantor Pelindo II digeledah Bareskrim pun, harus Bu Rini yang meneleon Kapolri. Belum lagi Bu Rini harus kerja keras agar proyek kereta cepat kerjasama dengan Cina bisa berjalan sesuai dengan rencana.
$$$$$$$$$$$$
Pak Jokowi dan Bu Rini, besok tepat 1 tahun (20 Okt.Red) Pak Jokowi dilantik dan setahun kurang seminggu Bu Rini dilantik jadi Menteri BUMN. Ada sebuah tanya dari saya, rakyat biasa yang miris, ngeri dan prihatin dengan masa depan beberapa BUMN cemerlang di negeri ini. Sejak Bu Rini menggandeng 3 Bank BUMN untuk mendapatkan utang dari Cina, sumpah hati saya teriris, kenapa Ibu tega menggadaikan 3 Bank BUMN itu? Maaf saya gunakan terminologi gadai sebab sependek pengetahuan saya yang awam, hal itu mirip sistem gadai. Ibu mebawa 3 Bank BUMN, lalu mendapatkan pinjaman/utang yang langsung cair saat itu juga sebesar US$3 miliar atau setara Rp43,28 triliun, yang masing-masing Bank BUMN mendapat US$1 miliar atau setara Rp14,426 triliun.
Untuk apa pinjaman itu Bu Rini? 3 Bank itu tidak bisa menggunakannya untuk hal lain sebab dikhususkan untuk pembiayaan proyek infrastruktur dan lebih khusus lagi untuk Proyek Infrastruktur yang kontraktornya asal Cina. Saya tidak mau menyebutnya sebagai investor sebab sejatinya mereka bukan investor. Investor datang dengan modal, sementara yang ini modalnya disiapkan oleh 3 Bank BUMN, lewat utang yang berasal dari sindikasi bank-bank Cina.
Lalu kemana dana pengalihan subsidi BBM, Pak Jokowi? BUkankah pada 17 November 2014 ketika Bapak mencabut subsidi BBM, konon katanya dana subsidi akan dialihkan untuk membiayai infrastruktur?
Untuk itulah kami rakyat diminta untuk bersabar dan nrimo. Tapi, kenapa setiap kali Bapak menambah utang luar negeri, selalu saja alasannya untuk membiayai infrastruktur, yang kami tak pernah tahu proyek infrastruktur apa yang akan direalisasikan dalam waktu dekat? Bukankah ribuan km jalan tol yang diresmikan Pak Jokowi itu sudah dibangun sejak jaman Pak SBY?