Mencengangkan adalah kata yang pas untuk artikel kompasianer yang berjudul "Apa Sih Tax Amnesty?" Mencengangkan karena jumlah klik 75.197 (hingga tadi pagi) atas artikel yang ditulis oleh Reni Indah ini, yang bergabung di Kompasianer sejak Desember 2012, sangat fantastis.
Jumlah klik ini sangat jauh darijumlah klik pada artikel Kompasianer yang lainnya, untuk topik Tax Amnesty ( TA) , yang saya dapat akses sejauh ini. Misalnya,artikel Erikson Wijaya dengan judul "Pengampunan Pajak, Jalan PintasMencapai Penerimaan Negara. Mitos atau Fakta?," diklik oleh"hanya" 27.530 pembaca. Hanya 1/3 klik dibandingkan dengan klik artikel Reni, yang sejauh inibaru menayangkan 10 artikel sejak 2012 itu. Erikson sendiri sudah menayangkan9 artikel di Kompasiana dan 1adalah HL. Namun, beberapa artikeldiklik dalam itungan ribuan juga.
Pembanding lain untuk topik TaxAmnesty ini adalah artikel kompasianer Asaaro Lahagu dengan judul"Jokowi Kini Asyik Serang Balik, Bersihkan Penegak Hukum, Buru Koruptor keUjung Dunia.” Artikel penulisini yang bergabung dengan Kompasiana sejak 27 Juli 2014 dan sudah menayangkan 216 artikel, dengan 46 artikel HL, hanya diklik oleh 18.310 pembaca. Jumlah klik yang sangat kecildibandingkan dengan yang ditulis oleh Reni itu yang sejauh ini hanya artikelini saja yang lolos HL; 1 HL
Dibawah ini disajikan data diagram pencar sampel jumlah klik untuk topik Tax Amnesty kompasianer. Sampel ditarik dengan metode convenience. Daftarlengkap sampel disajikan pada akhir artikel ini.
Jelas terlihat bahwa jumlah klikartikel Reni sangat ekstrim. Jauh diluar jumlah klik artikel-artikel sampel.Statistika menganjurkan kita menerima angka klik Reni ini dengan hati-hati.
Lebih jauh, terlihat kontenartikel Reni itu sangat sederhana. Kontennya hanya berisikan semacam agenda pengembanganperaturan dan administrasi DJP, definisi, alasan, dan tujuan Tax Amnesty, serta link pengalaman TA dinegara bagian Pensylvania, USA, dan link ke beberapa referensi terkait.
Berikutnya, coba kita bandingkan dengan artikel TAdengan judul yang sangat mirip yaitu “Apa itu Tax Amnesty? Artikel yang ditulisoleh Adeltus Lolok ini hanya berbeda kata “Sih” saja dengan artikel Reni.
Tapi, “sih” nya Reni menghasilkan75.197 klik (hingga pagi ini) sedangkan “itu” nya Adeltus hanya menghasilkan 487 klik (hinggapagi ini). Ada apa ya dengan Reni?
Konten artikel Adel, saya rasa,jauh lebih informatif dan bermanfaat. Adel, yang bergabung dengan Kompasianasejak 12 Juni 2010 dengan 17 artikel yang ditayangkan dan 1 HL, selain menyampaikan konten seperti yangdisampaikan oleh Reni juga menyampaikan beberapa isu lain yang mencakup:kontribusi TA terhadap APBN, tarif repatriasi, keterbukaan informasi tahun 2018,dan ancaman sanksi pidana dan perdata bagi WP yang masih tidak comply (patuh) hingga tahun 2018.
Menggelitik untuk bertanya. Apa sihsebetulnya yang menyebabkan klik artikel Reni demikian ruuuuar biasa banyaknya?
Salah satu faktor yang menyebabkanitu yang patut kita duga adalah artikel Reni itu tertayang di ikon halaman depanKompasiana dalam waktu yang luuuar biasa lamanya. Tayangan artikel lain disini biasanyahanya beberapa hari saja dan jarang yang melebihi satu minggu. Sebaliknya, artikelReni ini tertayang sejak April 2016 hingga pagi tadi. Tadi pagi saya masih sempat melihatnya tertayang di ikon Trend di Google.Sebelumnya, silih berganti tertayang di HeadLine, Terpopuler, Nilai Tetinggi,Featured Article, Artikel Pilihan dan Gres. Semuanya diborong. Menakjubkan.