Baru-baru ini beberapa media merilis berita tentang rencana peresmian pabrik mobil Esemka oleh Presiden Jokowi dalam bulan April 2016.(Sumber). Pertanyaannya sekarang adalah apakah pabrik mobil Esemka yang berlokasi di Kabupaten Boyolali, Jawa tengah ini akan membawa berkah atau sebaliknya petaka?Â
Pabrik itu akan membawah berkah jika ia dapat beroperasi secara baik (efisien) sehingga memiliki daya saing yang tinggi terhadap pabrik-pabrik mobil yang sudah ada seperti Honda, Toyota, dan lain sebagainya. Mobil yang diproduksi berhasil dijual dan diminati oleh konsumen, prusahaan mendapatkan laba yang wajar, banyak tenaga kerja yang dapat diserap, dan pabrik mobil ini tentunya dapat menyumbang ke PAD dan penerimaan negara secara nasional.
Sebaliknya, pabrik ini cenderung akan menjadi petaka jika inisiasi dan/atau modal bersumber dari keuangan pemerintah. Dengan kata lain, petaka akan terjadi jika pabrik. Mobil Esemka akan dijadikan BUMN dan/atau patungan antara modal pemerintah dan/atau modal BUMN lain termasuk patungan antara pemerintah dan swasta.
Kearah mana kira-kira Esemka ini? Berkah atau Petaka?Â
Untuk menjawab pertanyaan tersebut coba kita lihat komponen apa saja yang mungkin dapat diproduksi oleh Esemka. Mesin jelas tidak mungkin dibuat sendiri oleh Esemka. Electrical parts? Braking systems? Chassis? Transmission systems? Rasanya ini tidak mungkin dapat dipabrikasi sendiri oleh Esemka. Toyota dan Honda saja mengimpor komponen-komponen tersebut dari Japang dan/atau dari lokasi pabrik yang lain. Bagamana dengan ban (tires)? Rasanya ini juga tidak mungkin diproduksi sedniri oleh Esemka sebab pabrik-pabrik mobil yang ada juga membeli dari pemasok internasional seperti Dunlop, Goodyear, Bridgestone, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan windshield glass (kaca depan)? Ini mungkin sudah diproduksi dalam negeri oleh perusahaan yang spesialis ahli kaca itu.
Jadi, apa dong yang mungkin dapat dikerjakan oleh Esemka? Mungkin karoseri atau tempat duduk (seats). Yang lain-lain lagi tentunya dibeli dan dipasang (dirakit) di pabrik Esemka. Pertanyaannya sekarang adalah apakah pabrik perakitan ini akan memiliki daya saing yang kuat? Daya saing yang kuat dalam artian menghasilkan mobil dengan kualitas yang baik dan harga bersaing.
Intuisi saya mengatakan bahwa komponen utama mobil ini bukan dari Jepang. Mungkin dari China atau Korea Selatan. Indikasi adanya penyertaan modal negara sudah terlihat dari kesibukan Pemerintah Kabupaten Boyolali menyiapkan berbagai fasilitas umum dan pendukung seperti akses jalan, penyediaan lahan milik Pemda, dan lain sebagainya. Selain itu, terlihat adanya keterlibatan yang kuat dari Mantan Kepala BIN, Hendro Priyono.Â
Kecemasan atas potensi besarnya risiko keuangan negara (fiskal) dengan intervensi langsung pemerintah ke ekonomi perlu kita pahami besama. Pengalaman buruk dengan Mobnas Timor dan Cakra patut kita perhatikan. Pengalaman buruk dengan sebagian besar BUMN juga tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H