Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Lulus Ujian SIM Itu Begitu Sulit?

8 Mei 2018   12:49 Diperbarui: 8 Mei 2018   14:01 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Polres Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat. Dokpri

Hari Senin, Satu minggu yang lalu saya mengantar anak saya ambil SIM (Surat Izin Mengendara (motor/mobil)) di Polres Cibinong, Kabupaten, Bogor, Jawa Barat. Dia urus sendiri formulir, surat kesehatan, dan lain-lain. Dia diberi tahu untuk ikut tes tertulis dan test praktek Rabu atau Sabtu. Mengingat tidak mau izin sekolah lagi, dia ambil hari Sabtunya.

Sesuai dengan jadwal itu, kami datang sekitar jam 7.30 WIB untuk ikut test Sesi I jam 08.00 WIB. Dianya langsung mendaftar dan masuk ruang test. Seperti pengantar yang lain, saya hanya diizinkan menunggu di halaman/kantin Polres tersebut. Sekitar 45 menit kemudian dia kembali dan menghampiri saya yang lagi asyik WA-WAan. "Gagal" katanya. Kemudian saya tanya tentang format test teori SIM itu.

Dijelaskan bahwa test dilakukan dengan format layar sentuh monitor komputer. Perlu menyentuh pilihan Betul Salah atas Gambar dan narasi yang ada di layar monitor komputer. Setelah selesai menjawab seluruh pertanyaan, muncul di layar monitor kata: Anda Tidak Lulus dengan Nilai 63. Ini hasil Anak saya itu.

Ya tentu saja harus diterima sebab test tentu saja ada yang lulus dan ada yang gagal. Namun, permasalahan muncul ketika Anak saya menjelaskan bahwa beberapa teman sekolahnya baru lulus test teori setelah tiga kali melakukannya. Kemudian, saya dengar juga dari Bapak/Ibu yang menunggu didekat saya, yang juga mengantar anak/keluarga yang test bahwa jarang yang bisa lulus sekali.

Apakah memang demikian adanya?

Jika memang demikian adanya, maka pertanyaan saya adalah kenapa ujian teori rambu-rambu lalu lintas demikian sulit? Bukankah tujuan ujian ini adalah untuk melihat kesiapan dan/atau pengetahuan calon pemegang SIM atas rambu-rambu lalulintas? Lebih persisnya lagi, menurut saya, tujuan utama dari ujian ini adalah untuk mengarahkan/memaksa calon pemegang SIM tahu/paham, atau, mengenal, rambu-rambu lalu lintas.

Jika demikian halnya, maka akan lebih baik dan bermanfaat jika setelah selesai test dimunculkan di layar monitor rambu-rambu mana yang dijawab salah oleh peserta terlepas apakah ia "berhasil" atau "Gagal." Kemudian, untuk yang gagal bisa langsung ikut kembali pada Sesi yang berikutnya.

Kebijakan seperti yang diusulkan ini akan mengurangi beban Tim Test Polres Kabupaten Bogor yang sangat tinggi sejauh ini. Menurut anak saya itu, setiap Sesi ada ratusan peserta dan dengan empat Sesi sehari maka setiap harinya ada sekitar 400 orang.

Jumlah yang besar tersebut tentuya juga bersumber dari sangat banyak peserta yang ikut ujian lebih dari beberapa kali. Selain itu, jumlah yang besar tersebut juga bersumber dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang lebih dari lima juta orang serta lokasi pengambilan SIM hanya tersedia di Kecamatan Cibinong dari 40 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.

Semogah suara ini sampai ke Polres Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun