Hal itu mungkin saja dan ini yang saya kira diharapkan oleh kita semua. Untuk itu ada dua hal penting yang harus dikampanyekan oleh elit parpol dan Capres. Pertama, perlu meyakinkan pemilih untuk mendukung rezim pemerintahan yang kuat. Ini perlu dilakukan dengan mencoblos tanda gambar Pilpres yang konsisten dengan tanda gambar Pileg. Misalnya, jika Capres yang diidolakan adalah Jokowi, maka coblosan untuk Pileg jangan keluar dari partai-partai yang secara tegas menyatakan dukungan pada Jokowi yaitu Nasdem, Hanura, dan Golkar. Saya kira PDIP so pasti dan begitu juga PKB dan ada beberapa partai baru yang juga menyuarakan dukungan pada Jokowi yaitu Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia, rasanya.Â
Sebaliknya, jika idola Capres jatuh pada Prabowo Subianto, misalnya, maka coblos Gerindra adalah suatu keharusan. Namun, bisa bergeser sedikit seperti ke PKS, atau, yang lainnya lagi tetapi tetap pada platform dukungan untuk Capres Prabowo Subianto.
Kedua, perlu dibentuk koalisi formal partai-partai pendukung Capres dan Capres tersebut harus dalam posisi penting dalam koalisi formal tersebut. Maksudnya, Capres harus dalam posisi menentukan atas kebijakan-kebijakan penting yang mungkin dikeluarkan anggota partai koalisi tersebut pasca Pemilu 2019. Â
Syarat kedua ini tidak begitu bermasalah bagi Prabowo semisalnya jadi Capres terpilih. Namun, ini akan masih perlu diperjuangkan sedini mungkin untuk Jokowi sebagai antisipasi misalnya berhasil untuk kedua kalinya menjadi Capres terpilih.Â
Mari terus berbagi menyongsong Pemilu Serentak 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H