Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi Jagonya Memanipulasi Kata

29 Juni 2016   09:09 Diperbarui: 29 Juni 2016   09:24 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi memang fenomenal. Dulu dikira hanya jago pasar tradisional. Eh ehketika jadi Gubernur DKI Jakarta..ternyata jago goron-gorong juga. Bahkan,beberapa hari yang lalu ada kompasianer yang mengatakan Jokowi politikus ulung.Dan, sekarang penulis akan hadirkan beberapa bukti bahwa Jokowi juga piawaimemilih kata yang seksi dan yang mengandung political appeals yangtinggi.

Kita mulai dulu dengan kata bombastis ToL Laut. Bayangan kita itu adalah adalah jembatan-jembatan laut spektakuler seperti yang banyak dibangun oleh leluhur koh Ahok. Ternyata, yang dimaksud itu hanya modernisasi pelayaran nusantara. Ini sudah dikerjakan sejak era Soeharto dulu dan... tidak begituberhasil kalau enggan mengatakan gagal. Di era Jokowi sekarang, arah ke arahkeberhasilan sudah terlihat walaupun masih kecil sekali.

macdottech.blogspot.com
macdottech.blogspot.com
Lihat juga dua kata yang sangat seksi ini; Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat. Semua orang pasti kepincut untuk terwujudnya bangsa yang pintar dan sehat. Namun, itu program biasa-biasa saja sebenarnya dan hanya sedikit modifikasi dari program Pak Beye. Bahkan sebaliknya, banyak sekali penyakityang timbul di Program Indonesia Sehat. Penyakit itu mulai dari lebih resehnya prosedur dan pelayanan, naiknya iuran psesrta, kurangnya tempat rawat inap dan langkahnya obat untuk yang kurang mampu hingga kerugian BPJS yang sangat besar. Kerugian itu dalam trilunan rupiah untuk tahun 2015 saja. 

www.idntimes.com
www.idntimes.com
Mari kita lihat kata bombastis yang lain yaitu Revolusi Mental. Kata inimirip yang dikatakan oleh Ding Xioping di awal modernisasi ekonomi pasar negaratirai bambu ini. Ding menyerukan bayar upah buruh sesuai dengan produktivitasnya dan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan seperti yang diterapkan ketika itu. Sedarhanya Xioping mengganti kata "Needs"dengan kata "Deeds" dalam landasan modernisasi Cina. Dan, mereka berhasil.

budypruabadicrb.url.ph
budypruabadicrb.url.ph
Bagaimana dengan revolusi mental kita? Kelihatannya bergerak ke arah keberhasilan juga walaupun geraknya mirip Wong Solo; santun dan alon-alon asal kelakon. Contoh ke arah itu cukup banyak. Misalnya, mulai meredahnya keteganganpolitik nasional, semakin berkurangnya ketegangan menyongsong Pilgub DKI, danpenunjukan Komjen Tito sebagai Kapolri,

tanjunginten.url.ph
tanjunginten.url.ph
Walaupun demikian, maaasih banyak sekali perbaikan yang mendesak untuk dikerjakan.Mari bantu Jokowi menuju Indonesia hebat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun