Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Beras Dah Rp28 Ribu Per-Kg, Mahal Sekali!

17 Februari 2015   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:03 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ketika ogut sarapan tadi pagi, mbok warung nyeletuk “koq beras mahal sekali ya pa. Dah Rp28 ribu. Ada apa ya?” Barangnya gak ada mbok, jawab ogut. Kurangnya pasokan beras ke pasar-pasar seperti pasar induk cipinang, otomatis akan memicu kenaikan harga.

Mata rantai pasokan kurang harga naik dan pasokan cukup harga stabil dah berjalan sejak dahula kala. Berlaku untuk semua komoditas dan jasa-jasa.

Peran pedagang-pedagang (saudagar) beras penting sekali. Mereka akan bereaksi secara cepat melihat pergerakan pasokan ini. Tanpa adanya hambatan buatan seperti monopoli dan perizinan perdagangan, harga umumnya akan stabil. Pemerintah tidak perlu menguras uang negara untuk menjaga stabilitas harga tersebut.

Bulog tidak mampu untuk melakukan stabilitas harga beras. Ini sudah terbukti sejak Orba hingga saat ini. Operasi pasar sudah terbukti berulang kali kegagalannya. Ketika perdagangan beras dilepas ke para saudagar beras dan hambatan perdagangan dicabut harga beras menjadi stabil secara alamiah dan pemerintah tidak perlu menerbitkan utang untuk menjaga stabilitas harga.

Kegagalan dan pemborosan keuangan negara untuk stabilitas harga beras melalui lembaga seperti Bulog sudah terbukti di banyak negara. Di negara-negara Amerika Latin dan Tiongkok, misalnya, ini pernah terjadi berulang kali dan sekarang sudah dihapus. Di Indonesia, pernah dihapus (tahun 2000an awal) tetapi muncul kembali (sejak 2004) walaupun masih dalam skim yang terbatas. Di Era Jokowi sekarang ini kembali melonjak. Pemborosan keuangan negara yang sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun