Mohon tunggu...
Sayyeeda Ayeesha
Sayyeeda Ayeesha Mohon Tunggu... Guru - Be writer! Be inspiring! Be eternal!

مَا اَصَابَ إِلَيَّ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ\r\n وَ مَا أَشْعُرُ بِشَيءٍمِنَ الْمَحَبَّةِ وَ الْفَرَحِ حَتَّى الْحُزْنِ إِلَا بِإِذْنِهِ\r\n ^_^ اَيْضًا

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemajuan Teknologi dan Degradasi Moral

22 Agustus 2022   11:53 Diperbarui: 22 Agustus 2022   11:59 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Era yang kian maju mempermudah manusia dalam berbagai hal. Salah satunya komunikasi antar individu tidak dibatasi jarak bahkan waktu. 

Selain iu, akses informasi dan data semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini tentunya memiliki nilai positif dan negatif bagi kehidupan sosial masyarakat. 

Positifnya adalah memudahkan kita belajar banyak hal melalui aplikasi dan website yang kita butuhkan. Negatifnya, informasi dengan mudah masuk bahkan tidak terbendung, yang bermuatan moral, edukatif juga yang amoral, menjerumuskan. 

Hal ini menjadi kegalauan bagi saya sebagai orang tua maupun guru. Seperti kejadian beberapa waktu lalu. Di suatu kesempatan, saya memeriksa telepon genggam siswa (karena ada agenda pemeriksaan berkala oleh sekolah). Bukan hal yang baru, namun tetap mencengangkan bagi saya bahwa bahasa yang teramat kasar begitu kuat menempel di lisan maupun tulisan siswa. Seperti plesetan nama hewan yang berkaki empat, tak jarang disebutkan. Bahkan, hampir di semua kalimatnya. 

Tentunya, ini bermula dari melihat gaya obrolan orang lain. Kemudian, ada rasa penolakan dalam diri bahwa hal itu buruk. Namun, karena intensitas melihat dan mendengar yang terus menerus, menciptakan perasaan 'memaklumi' hal yang seyogyanya dihindari, karena buruk. 

Dari rasa 'memaklumi' dan menganggap lumrah hal tersebut, akhirnya runtuhlah dinding seleksi bahasa pada diri. Sehingga, jadilah siswa tersebut menerima dan menirukan nilai yang tak elok itu. 

Dengan dalih, inilah bahasa yang ngetrend di kalangan muda-mudi gaul. Tak henti mengajak dan mengarahkan anak agar bijak bertutur atau bertulis kata adalah ikhtiar yang bisa orangtua dan pendidik lakukan. Berharap suatu hari timbul kesadaran akan 'betapa tak pantasnya bahasa yang membawa-bawa nama hewan dipergunakan'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun