"... kalau saya buka semua sekarang, ntar ada yang putus jantungnya, mbak, bisa putus jantungnya..", demikian potongan jawaban Komjen Susno Duadji, mantan Kabareskrim Mabes Polri, dalam suatu perbincangan dengan Elshinta FM (19/03) seputar kasus dugaan makelar kasus di lingkungan Polri yang diungkap oleh Susno sendiri. Pernyataan demi pernyataan yang disampaikan oleh Susno Duadji belakangan ini membuat publik dan banyak pihak "terperanjat". Bagaimana tidak, statements nya itu tegas-tegas menohok institusi yang notabene sangat ia cintai dan tempat dimana ia berkarir selama ini, bahkan hingga meraih 3 tanda bintang di pundaknya. Seperti diketahui, sebelumnya Susno mengungkapkan keganjilan perihal adanya tim yang menangani kasus Antasari Azhar yang tidak melibatkan dirinya selaku Kabareskrim waktu itu. Malah tim tsb diketuai oleh bawahannya dan menurut beliau laporan tim tsb langsung kepada Kapolri. Entah kartu truf apalagi yang akan dikeluarkan Susno Duadji setelah ini.
Seperti biasa, pro-kontra pasti terjadi. Demikian juga halnya terhadap sikap Susno yang mengungkap sesuatu yang menurutnya tidak benar telah terjadi di institusinya, apalagi bagi beberapa inisial yang ia sebut. Bahkan diantara rekan sejawatnya itu ada yang mengatakan bahwa justru,markus itu sarangnya di tempat Susno, “Itu namanya maling teriak maling”, bantah Brigjen(Pol) Radja Erizman seperti di muat Kompas cetak Sabtu (20/3) Hal-1. Selanjutnya tertulis pernyataan Radja Erizman,”Saya memiliki data aliran dana yang menunjukan bahwa Susno terlibat dalam kasus korupsi”.
Selain perang pernyataan dan saling klaim punya bukti antar jenderal itu, sebagian publik juga meragukan motivasi sikap Susno tsb. Ada yang mengatakan Susno bernyanyi karena kecewa, ada yang bilang karena sakit hati. Bahkan ada yang mengungkit-ungkit sepak terjang beliau pada jabatan-jabatan sebelumnya. Namun tidak sedikit pula publik meyakini bahwa apa yang dungkapkan oleh Susno tsb boleh jadi benar. Beberapa pengamat mengatakan bahwa adalah tindakan "bunuh diri" jika Susno Duadji tidak punya bukti-bukti atau fakta hukum sebagai pendukung apa yang telah ia ungkapkan.
Terlepas dari semua pro-kontra tsb, yang lebih menarik bagi penulis adalah ketegasan dan keberanian seorang Susno Duadji dalam berhadapan dengan petinggi-petinggi Polri yang juga rekan sejawatnya. Lebih dari itu, langsung tidak langsung ia dianggap telah "menista" nama baik institusi Polri. Lebih dari itu pula, ia kelihatan tenang dan sangat yakin dengan apa yang ialakukan.
Memperhatikan karakternya yang sedemikian itu, serta di dukung oleh kenyataan bahwa Susno Duadji adalah seorang petinggi Polri yang diyakini sudah tahu persis seluk beluk apa-apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi, serta mengingat ia sekarang sedang mencoba mengungkap "ketidakbenaran" itu, rasanya tidak berlebihan jika ada yang mengandaikan Susno Duadji diangkat jadi Ketua KPK menggantikan Antasari Azhar. Kalau dirasa-rasa, rasanya memang cocok kalau karakter lugas, tegas, berani dan mau menentang arus, menguasai seluk beluk praktek-praktek mafia hukum dan sedang ingin melakukan perubahan, lalu ia memegang tampuk kepemimpinan lembaga yang bertugas memberantas korupsi itu.
Bagi penulis, analoginya simpel saja. Susno Duadji adalah jenderal aktif bintang 3 yang diturunkan dari jabatannya menjadi jenderal tanpa jabatan alias non job. Mungkin saja ia benar kecewa, lalu sekarang ia sedang mencoba mengungkap hal-hal yang tidak benar yang diketahuinya, khusunya di tubuh Polri. Sebut saja benar anggapan sebagian orang bahwa ia "sakit hati", atau ada yang bilang "balas dendam". Tambah lagi ia sangat menguasai seluk beluk tadi itu. Nah, jikaSusno Duadji jadi ketua KPK, tentu ia (bersama lembaga itu) akan lebih mudah untuk membongkar semua kebobrokan, jika memang ada.
Soal kapabilitas, pernah menjabat Kapolda serta terpilih jadi Kabareskrim Mabes Polri adalah bukti capaian karir jenderal bintang 3 yang juga menjabat Wakil Kepala PPATK ini. Integritas tentu perlu di uji oleh DPR dalam proses fit and proper test.
Ketika dimintai konfirmasi tentang namanya yang dimunculkan sebagai calon ketua KPK, Susno bilang ia ingin ketua KPK nanti lebih baik dari diriya, "… Selama itu amanah dan mendapat izin Allah, saya bersedia. Saya tidak mau mencalonkan. Tetapi, saya menginginkan ketua (KPK) nanti adalah orang yang lebih baik dari saya," kata Susno seperti dilansir Waspada Online Ketua Indonesian Police Watch Neta S Pane menilai Susuno sudah layak jadi ketua KPK seperti yang dinyatakannya kepada Okezone.
Jadi, jikalau Komjen Susno Duadji maju mencalonkan diri dalam pemilihan Ketua KPK, bukan tidak mungkin ia akan terpilih dan bukan tidak mungkin pula ia akan membuat gebrakan-gebrakan baru dalam memberantas korupsi di negeri ini. Susno Duadji jadi Ketua KPK, kenapa tidak ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H