Mohon tunggu...
ALMIRA SHIDQI INDIRAJATI
ALMIRA SHIDQI INDIRAJATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

Kepribadian diri saya sendiri adalah dapat memanage waktu dengan baik dan teratur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Senioritas pada Fenomena Pembullyan di Fakultas Kedokteran

6 November 2024   19:45 Diperbarui: 20 November 2024   10:43 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, akhirnya mengakui adanya perundungan atau pembullyan dalam Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Fenomena pembullyan di Fakultas Kedokteran UNDIP ini sangat berkaitan dengan berbagai faktor sosial, budaya, dan struktual yang ada dalam organisasi tersebut. Pada kasus ini dipengaruhi oleh budaya organisasi yang kurang baik, yang dimana budaya organisasi memiliki pengertian yaitu nilai, norma, dan sikap yang diyakini dan dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dalam suatu organisasi. Setiap organisasi memiliki budaya tersendiri yang menjadi ciri khas organisasi tersebut, budaya organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi.

Dalam kasus pembullyan Fakultas Kedokteran UNDIP ini lebih tepatnya dipengaruhi karena adanya "budaya organisasi senioritas". Budaya senioritas memiliki arti kebiasaan atau tradisi dimana beberapa orang yang sudah sangat berpengalaman di suatu tempat dan merasa mempunyai posisi yang lebih tinggi atau berkuasa. Senioritas dapat dikatakan sebagai budaya karena tindakan senioritas ini dilakukan secara turun menurun, bahkan senioritas ini mayoritas ada di suatu organisasi. Jika budaya organisasi bersifat kurangnya rasa empati, kompetisi berlebihan, maka akan mudah terjadi pembullyan seperti pada kasus ini, yang mana menyebabkan mahasiswa senior merasa berkuasa dan menyalahgunakan kekuasaannya tersebut.

Sistem pengawasan yang efektif sangat mempengaruhi bagaimana kasus ini ditangani. Fakultas perlu memiliki mekanisme pengaduan yang aman dan terpercaya. Jika sistem ini tidak dijalankan dengan baik, maka perilaku bullying akan terus terjadi tanpa adanya sanksi. Jika sudah adanya sistem pengawasan yang berjalan dengan efektif, maka diperlukannya dukungan psokologis. Dukungan psiokologis ini merupakan penyediaan layanan atau fasilitas bagi korban bullying yang dimana dukungan psiokologis ini sangat membantu korban dalam menghilangkan trauma nya. Dukungan psikologis seharusnya segera dilakukan sebelum korban menyerah atau melakukan sesuatu yang tidak diinginkan atau hal yang seharusnya tidak terjadi. Selain itu, diperlukannya tindakan tegas bagi pelaku. Tindakan disini bisa terkait dengan hal nya kebijakan anti-bullying yang jelas termasuk konsekuensi yang adil bagi pelaku.

Dalam kasus ini, budaya organisasi yang baik dan sehat sangat perlu diterapkan. Selain perilaku atau budaya organisasi yang baik, budaya negatif yang ada pada Fakultas Kedokteran UNDIP juga harus perlahan dihilangkan dan dikembangkan mayoritas yang tidak senioritasnya.

- Almira Shidqi Indirajati 

Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan, Universitas Singaperbangsa Karawang 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun