Mohon tunggu...
puspalmira
puspalmira Mohon Tunggu... Freelancer - A wild mathematician

Invisible and invincible IG: almirassanti

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Waduk Bajulmati, Pesona Eksotisme Jawa Timur

3 Agustus 2018   11:00 Diperbarui: 3 Agustus 2018   11:04 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum banyak yang tahu mengenai waduk di timur Pulau Jawa ini. Diapit oleh Gunung Baluran dan Pegunungan Ijen, secara geografis waduk ini terletak di perbatasan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi. Dari arah Situbondo, pengunjung tinggal berkendara ke arah Timur (lalu serong sedikit ke arah Tenggara) sejauh 55 km mengikuti jalan utama Situbondo-Banyuwangi. 

Dari arah Banyuwangi, pengunjung bisa melalui jalan yang sama ke arah utara. Selain kendaraan pribadi, kita bisa menumpang bus jalur Situbondo-Banyuwangi.

Waduk anyar yang terletak di kawasan Alas Baluran mulai dibuka untuk umum tahun 2016, masih tergolong baru saat saya menengok ke sana pada September 2016. Saat itu, kendaraan masih boleh masuk menjelajahi hampir semua sudut lokasi. (entah bagaimana sekarang, kemungkinan kendaraan harus diparkir). 

Saran saya, pengunjung wajib membawa payung atau topi bundar jika ingin berjalan-jalan menjelajahi waduk. Areanya cukup luas dan minimnya pohon membuat terik matahari begitu menyengat. Panaaaaaaaaas.

Meskipun sederhana (karena sebagian besar masih alami), waduk ini sangat worth it untuk dikunjungi. Berdasarkan review dari banyak pengunjung, orang-orang menyebut Bajulmati ini sebagai miniaturnya Raja Ampat. 'Lumayan kan yaaaa, gak usah mahal-mahal ke Raja Ampat'. Saya sih tidak berkomentar karena belum tahu Raja Ampat seperti apa.  

Namun untuk ukuran Jawa Timur, pesona Bajulmati memang eksotis. Jangan keliru sama Bajulmati-Bajulmati yang lain yaaa. Banyak destinasi lain di Jawa Timur, misalnya pantai, yang juga bernama Bajulmati alias buaya mati. Berdasarkan referensi dari wikipedia (maaf ye sumbernya cuma wikipedia, belum wawancara, hehe), selain obyek pariwisata, waduk ini dimanfaatkan secara praktis sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, irigasi, penyediaan air sebagai bahan baku air bersih, konservasi air, serta perikanan dalam bentuk keramba.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun