Mohon tunggu...
Almira Faizati
Almira Faizati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Dampak Buruk Artificial Intelligence (AI) terhadap Dunia Seni dalam Isu Plagiarisme

17 Juni 2024   00:32 Diperbarui: 17 Juni 2024   00:51 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Artificial Intelligence (AI) saat ini telah berkembang pesat di dunia. Menurut H. A. Simon (1987), AI adalah bidang penelitian, aplikasi, dan pengajaran yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan tugas-tugas yang dianggap cerdas oleh manusia. Sementara itu, Rich dan Knight (1991) menyatakan bahwa AI adalah studi mengenai cara membuat komputer melakukan hal-hal yang saat ini lebih baik dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa AI membahas proses berpikir manusia dan bagaimana proses tersebut direpresentasikan melalui mesin.

AI dianggap oleh sebagian orang lebih efisien dalam melakukan pekerjaan karena dapat mengurangi kesalahan manusia. AI dapat mengolah data dan informasi dengan cepat dan akurat. Selain itu, AI juga tersedia sepanjang hari sebab dilakukan oleh mesin. Oleh sebab itu, AI sangat populer dalam dunia kerja.

Dalam dunia seni, AI digunakan dalam pembentukan ide, pembelajaran, hingga pendistribusian seni. Selain itu, AI juga dapat diperintahkan oleh manusia untuk membuat suatu karya yang dapat disebut seni AI. Seni AI adalah hasil karya seni yang diciptakan menggunakan bantuan teknologi AI generatif, yang memanfaatkan pola-pola dalam data besar untuk menciptakan konten seni yang baru dan unik.

Namun demikian, tidak selamanya seni AI memiliki dampak yang positif. Beberapa berpendapat bahwa kemampuan AI untuk meniru, menyalin, atau menggantikan karya seniman dengan cepat, mudah, dan biaya yang lebih terjangkau memiliki potensi untuk mengancam kreativitas, orisinalitas, dan identitas seorang seniman. Melalui cara kerja AI yang dapat menghasilkan sebuah karya dengan mengumpulkan gambar yang tersedia dalam database internet, seringkali AI menciptakan sebuah seni yang sangat mirip dengan seni yang telah dibuat sebelumnya sehingga menciptakan isu plagiarisme.

Isu plagiarisme yang muncul akibat pemanfaatan AI berkaitan erat dengan perlindungan hak kekayaan intelektual, khususnya Hak Cipta. Seniman dapat melindungi karyanya dengan mendaftarkannya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI), meski sejatinya hak cipta sudah diperoleh sejak karya tersebut pertama kali dibuat oleh seniman. Dengan adanya hak cipta ini, dapat mengurangi kemungkinan plagiasi dengan cara meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendaftaran hak cipta kepada Dirjen HAKI sebagai langkah administratif untuk mengatasi masalah di masa depan.

Melalui artikel ini, dapat dipahami bahwa Artificial Intelligence (AI) memiliki pengaruh yang positif dalam perkembangan dunia. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penggunaan AI dalam seni memiliki beberapa kelemahan serta kerugian. Penggunaan AI dalam seni dapat mengancam orisinalitas sebuah karya dengan memuat karya-karya yang telah dibuat sebelumnya. Dengan adanya isu plagiarisme ini, seniman dihimbau untuk mendaftarkan karyanya kepada Dirjen HAKI agar dapat menurunkan peluang terjadinya plagiarisme. Namun, program AI perlu mengganti databasenya yang hanya berisi karya yang telah disetujui oleh masing masing pemilik hak cipta. Selain itu, AI juga perlu digunakan secara bijak agar tidak disalahgunakan serta tidak terjadi kerugian pada pihak manapun. Dengan demikian, isu plagiarisme yang disebabkan oleh AI terhadap bidang seni dapat diminimalisir.

Daftar Pustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun