Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah untuk meningkatkan daya baca siswa dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggerakkan literasi bangsa dengan menerbitkan buku-buku pendukung bagi siswa yang berbasis pada kearifan lokal. Ini dilakukan berdasarkan rendahnya perolehan skor tes PISA (Programme for International Student Asessment). Gambaran perolehan peringkat Indonesia dalam evaluasi PISA mengalami penurunan. Posisi Indonesia menurun di semua bidang yang diujikan: membaca, matematika, dan sains. Berdasarkan laporan PISA akhir tahun 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.
Pada masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan). Dengan berbagai macam usaha yang dilakukan oleh pemerintah dengan menjalankan program vaksinasi terhadap tenaga pendidik. Pemerintah mendorong pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan tetap disertai dengan tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Universitan Pendidikan Indonesia (UPI) juga ikut serta dalam gerakan literasi pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Gelombang 2 Semester Genap 2020/2021 dengan mengangkat tema Mengembangkan Literasi (Literasi baca dan tulis, Numerasi, Sains, Digital, Finansial, Budaya dan Kewargaan) serta Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka-Pusat Pretasi Nasional. Menunjukkan bahwa UPI berkontribusi dalam penanggulangi rendahnya perolehan skor PISA Indonesia.
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan di SDN Tegalkananga, kecamatan Pagelaran, Cianjur. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan literasi di sekolah adalah dengan menciptakan “Sudut Baca” di Kelas V dan Kelas VI. Tempat yang dijadikan sebagai “Sudut Baca” tersebut disediakan berbagai macam buku bacaan terkait hal-hal yang dapat meningkatkan literasi (literasi baca dan tulis, numerasi dan sains).
Setelah adanya “Sudut Baca” yang telah disediakan berbagai jenis buku bacaan, siswa-siswa tersebut berinisiatif membaca tanpa diminta disaat waktu luangnya. Dengan begitu, diharapkan akan terus berlagsung secara kontinu dan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan literasi di sekolah dan juga dapat membiasakan siswa untuk senang membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H