Mohon tunggu...
Almendo Thio Lindra
Almendo Thio Lindra Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Hobi Membaca dan Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan pada Siswa: Pelajaran dari Spirit Gotong Royong dalam Tamansiswa

26 Juli 2024   23:18 Diperbarui: 26 Juli 2024   23:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tamansiswa, sebuah lembaga pendidikan yang telah melahirkan banyak tokoh nasional, menanamkan nilai-nilai gotong royong yang tinggi. Nilai-nilai ini tidak hanya relevan dalam kehidupan bermasyarakat, namun juga menjadi pondasi yang kuat dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa. Dalam hal ini, kewirausahaan tidak hanya sekedar berbisnis, namun lebih kepada inovasi, kreativitas, dan kemauan untuk menciptakan nilai tambah.


Konsep gotong royong di Tamansiswa mengajarkan para siswa untuk bekerja sama, saling membantu, dan berbagi. Nilai-nilai seperti inilah yang harus ditanamkan sebagai fondasi penting dalam membangun bisnis. Ketika siswa belajar bagaimana bekerja dalam tim, mereka mengembangkan keterampilan komunikasi, negosiasi, dan pemecahan masalah bersama. 

Sebagai contoh, dalam sebuah proyek kelompok, siswa belajar untuk membagi tugas, menghargai pendapat orang lain, dan mencapai tujuan bersama. Penerapan nilai gotong royong dalam pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara. 

Misalnya, sekolah dapat mengadakan lomba bisnis mini yang mengharuskan siswa untuk membentuk tim dan mengembangkan produk atau jasa. Di dalamnya, peserta didik tidak hanya mempelajari tentang teori-teori bisnis tetapi juga dibuat terbiasa bekerja dalam tim heterogen.


Keterampilan lain yang perlu diasah selain gotong royong ialah kreativitas, inovasi, dan kepemimpinan. Sekolah dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan ini melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti klub robotik, klub bisnis, atau program magang. 

Contohnya, dalam klub robotik, siswa diajarkan untuk merancang dan membangun robot untuk melatihkan kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kreatif. Sekolah memiliki peran sentral dalam menanamkan semangat kewirausahaan kepada para siswanya. Selain melalui kegiatan ekstrakurikuler, sekolah juga dapat berkolaborasi dengan dunia usaha untuk memberikan pengalaman yang lebih nyata kepada para siswa. 

Misalnya, sekolah dapat mengundang pengusaha sukses sebagai narasumber atau mentor bagi para siswa. Sekolah juga dapat memfasilitasi kunjungan industri, di mana siswa dapat melihat langsung bagaimana bisnis dijalankan.

  • Program inkubator bisnis siswa: Sekolah dapat menyediakan tempat khusus bagi siswa untuk mengembangkan ide bisnis mereka. Sekolah menyediakan pendampingan, akses ke modal dan jaringan bisnis.

  • Kolaborasi dengan UMKM: Sekolah dapat berkolaborasi dengan UMKM lokal untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara langsung tentang dunia bisnis. Siswa dapat magang di UMKM atau membantu UMKM untuk mengembangkan produk atau melakukan pemasaran.

  • Pameran produk siswa: Sekolah dapat menyelenggarakan pameran produk yang dibuat oleh siswa. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempromosikan produk mereka, tetapi juga melatih mereka dalam hal pemasaran dan penjualan.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa sejak dini adalah investasi untuk masa depan bangsa. Dengan menanamkan nilai gotong royong dan mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang relevan, sekolah dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja. Melalui pendidikan kewirausahaan, siswa dapat menjadi generasi penerus yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun