Mohon tunggu...
Almendo Thio Lindra
Almendo Thio Lindra Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Hobi Membaca dan Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Integrasi Pendidikan Akademik dan Non-Akademik dalam Konteks Tamansiswa

24 Juli 2024   23:12 Diperbarui: 24 Juli 2024   23:20 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ki Hajar Dewantara, pendiri Tamansiswa, berfokus pada keseimbangan tiga elemen pokok yaitu pendidikan akademik, karakter dan jiwa sosial. Integrasi pendidikan akademik dan non-akademik menjadi salah satu kunci. Pendidikan akademik berkaitan tentang intelektualitas siswa yang dikembangkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Tamansiswa, pendidikan akademik dilengkapi dengan pengembangan karakter seperti dengan pendidikan kemandirian, tanggung jawab dan kerjasama. 

Pendidikan non-akademik di Tamansiswa melibatkan siswa dalam beberapa jenis ekstrakurikuler seperti bermain musik, tari, budaya, olahraga dan kepemimpinan. Semuanya bertujuan untuk mengembakan bakat, minat dan karakter siswa di samping pendidikan.  Integrasi pendidikan akademik dan non akademik di Tamansiswa memiliki beberapa pendekatan. Diawalinya, integrasi karakter dirancang untuk menerapkan nilai-nilai karakter di semua mata pelajaran. 

Integrasi Nilai-nilai Tamansiswa dalam Kurikulum

Nilai-nilai Tamansiswa seperti kemandirian, tanggung jawab dan kerjasama diintegrasikan dalam semua mata pelajaran. Misal dalam Matematika, siswa diajarkan untuk mandiri memecahkan masalah dan juga belajar berbuat kerja sama dengan temannya. Selain itu, konten pendidikan juga dibuat relevan dengan kehidupan, sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam dunia luar sekolah. Pembelajaran Tamansiswa merujuk pada pengembangan diri yang aktif. 

Guru berperan secara fleksibel sebagai pendidik yang menciptakan pembelajaran yang membuat siswa tertarik dan keinginan mencari tahu. Sebagian metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi grup, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah. Melalui metode tersebut, siswa diharapakan terampil dalam berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif. Selain itu, guru seringkali memodelkan karakter yang baik dengan contoh konteks dalam review kegiatan pembelajaran hari-hari.

Orientasi Pengembangan Diri pada Penilaian di Tamansiswa tidak hanya mengevaluasi hasil belajar siswa, tetapi juga proses belajar. Penilaian dilakukan berkesinambungan dan melibatkan para siswa. Setelah itu, guru menawarkan umpan balik pembelajaran yang berguna untuk memperbaiki diri para siswa. 

Selain itu, penilaian juga mempertimbangkan aspek non-kognitif, seperti sikap, keterampilan sosial, dan kreativitas. Sekolah sebagai laboratorium pendidikan, sekolah bukan hanya ruang kelas tempat siswa belajar, tetapi juga lingkungan pembinaan diri. Suasana keluarga di sekolah memberikan kesempatan untuk belajar kepada siswa. Selain itu, ada berbagai jenis kegiatan ekstra kurikuler, di mana para siswa mendalami bakat mereka. Di samping itu, sekolah bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk memberikan pengalaman belajar yang luas.

Tantangan dan Peluang 

Penerapan nilai-nilai Tamansiswa dalam pendidikan pasti memiliki tantangan, seperti zaman yang cepat berubah, tuntutan industri yang semakin sulit, dan siswa yang semakin beragam karakternya. Namun, tidak bisa dipungkiri, hantaran pendidikan Tamansiswa juga memiliki peluang. Menggunakan teknologi informasi akan memudahkan dan menjadikan pembelajaran semangat, dan berliku. 

Adanya kerjasama yang semakin intens dengan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat akan menjadikan implementasi nilai-nilai Tamansiswa semakin masif dalam pendidikan. Penerapan nilai-nilai Tamansiswa dalam berbagai aspek pendidikan merupakan instrumen penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu menciptakan manusia Indonesia yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkepribadian mandiri. 

Sekolah Taman Siswa, sebagai lembaga pendidikan resmi dapat menerapkan nilai-nilai Tamansiswa dengan mengintegrasikan fungsi pendidikan akademis dan non-akademis, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, dan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan, dan dapat berkontribusi untuk bangsa ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun