Banyak orang bertanya-tanya tentang hidup mereka. Apakah saya bisa sukses? Apakah saya bisa bahagia? Apakah saya bisa melewati masa sulit dalam hidup saya? Tentunya secara global mereka bertanya, apakah saya bisa menjadi seperti yang lainnya?
Lumrah memang sebagai manusia kita mempertanyakan kemampuan diri. Tetapi jangan pernah lupa bahwa setiap orang itu istimewa. Kamu bukan mereka, begitupun sebaliknya. Tuhan menghadirkan perbedaan bukan untuk menjadikanmu merasa sendirian, tetapi untuk menyadarkan bahwa kita bisa saling melengkapi dan menguatkan.
Di dunia ini, orang berlomba meraih kesuksesan. Padahal sesungguhnya, sukses tak bisa disamaratakan. Definisi suksesmu, sudah tentu berbeda dengan teman maupun keluargamu. Namun sadarkah bahwa sukses tak menjamin kebahagiaanmu?
Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success.-Albert Schweitzer.
Untuk meraih sukses, kamu perlu bahagia. Bagaimana bisa membahagiakan orang disekitar kita jika kita sendiri tak mampu bahagia? Lantas, bagaimana untuk meraih bahagia?
Untuk bahagia, kita hanya perlu memiliki dua hal dalam hidup. Senantiasa bersyukur dan bersabar.
Ada banyak hal yang perlu kita syukuri dalam hidup. Sesederhana waktu yang kita miliki untuk menjalankan hidup, untuk saling mengasihi sesama makhluk, serta untuk kedamaian yang kita miliki, sudah sepatutnya kita syukuri. Bersyukur setiap saat akan membuat hidupmu lebih baik. Karena dengan begitu, kamu akan menyadari bahwa Tuhan selalu menyertai setiap langkahmu.
Hal lain yang kan membuatmu bahagia adalah bersabar disaat menerima ujian hidup. Karena sebenarnya rencana Tuhan itu indah. Sayangnya, kita lebih sering mengeluh daripada bersungguh-sungguh. Kita membiarkan masalah membuat diri menjadi rapuh, padahal Tuhan ingin kita tumbuh dan menjadi tangguh.
Seringkali, kita tak menyadari bahwa kehadiran kita bisa menjadi warna yang indah bagi orang lain. Bahwa senyum yang kita berikan bisa menjadi energi positif bagi yang membutuhkan. Bahwa setiap uluran tangan yang kita berikan sudah tentu memberikan kekuatan.
Jadi, sudah bahagiakah kita? Ataukah selama ini kita hanya berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja?