b. Memupuk Rasa Kemasyarakatan dan Kenegaraan
Umat Islam berperan penting dalam aspek kenegaraan dan kemasyarakatan. Allah SWT bersabda dalam QS.Al-Hujurat:13,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dalam hal ini, peran umat islam dalam aspek kenegaraan dan kemasyarakatan, seperti partisipasi politik, pemberdayaan sosial, keadilan sosial, pendidikan, dan pemeliharaan nilai moral sangat signifikan dalam mewujudkan kerukunan beragama.
c. Bekerja Sama dan Berkolaborasi
Perintah untuk bekerjasama dalam melakukan kebaikan dan bertakwa adalah salah satu prinsip panduan sosial utama Al-Qur'an. Allah SWT memerintahkan manusia untuk saling memberikan dukungan untuk menjalankan segala hal yang bermanfaat bagi umat manusia, baik itu dalam konteks individu atau kelompok, dalam urusan agama maupun urusan dunia, dan juga dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan dan ancaman terhadap keselamatan mereka.
Hal ini dipetik dalam QS.Al-Maidah:2 dengan terjemahannya yang berbunyi: “…...dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” .
Strategi Umat Islam dalam Mewujudkan Kerukunan Beragama
Dalam peranannya dalam menjaga kerukunan beragama, umat islam memiliki strategi dengan senantiasa menghargai serta menghormati antar agama. Umat islam menerima secara baik bahwa suatu umat bisa hidup tenteram dan rukun sesuai dengan keyakinan mereka tanpa mengakui kebenaran kepercayaan tersebut. Selain itu, umat islam juga dapat menjauhkan buruk sangka dan bersikap saling percaya, sebagaimana yang tertuang dalam QS. Al-Hujurat: 12,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ