Periklanan memiliki peran kunci dalam membentuk persepsi dan citra suatu merek di mata konsumen karena merupakan salah satu cara utama untuk berkomunikasi dengan target pasar. Melalui iklan, perusahaan dapat mengontrol pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen, baik tentang nilai-nilai merek, keunggulan produk, maupun pengalaman pengguna yang diharapkan. Dengan merancang iklan yang kreatif, relevan, dan menarik, perusahaan dapat membangun citra merek yang positif, memicu emosi, dan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek tersebut.
Citra perusahaan sangat penting dalam dunia bisnis saat ini karena merupakan aset yang tak ternilai. Citra yang positif dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Sebaliknya, citra yang negatif dapat merusak reputasi, menyebabkan kehilangan pelanggan, menurunkan nilai perusahaan, dan bahkan mengganggu kelangsungan bisnis secara keseluruhan.
Salah satu contoh iklan yang melanggar etika periklanan di masa kini adalah iklan yang menggunakan citra atau pesan yang menyesatkan atau tidak akurat tentang produk atau layanan yang ditawarkan. Misalnya, iklan yang menjanjikan hasil yang tidak realistis atau memperbesar manfaat produk tanpa menyertakan informasi yang jelas tentang efek samping atau keterbatasan produk.
Iklan tanpa etika dapat merugikan konsumen dengan menyajikan informasi yang menyesatkan atau menipu, serta dapat merusak reputasi merek serta merusak kepercayaan masyarakat pada industri periklanan secara keseluruhan. Sebaliknya, iklan yang sesuai dengan etika periklanan dapat memberikan informasi yang jujur dan transparan kepada konsumen, membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik tentang produk atau layanan yang mereka butuhkan.
Selain itu, iklan yang etis dapat meningkatkan citra merek dengan mempromosikan nilai-nilai yang positif, seperti keberlanjutan, keadilan sosial, atau kesetaraan gender. Ini juga dapat membangun hubungan yang kuat antara merek dan konsumen berdasarkan kepercayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H