Bagaimana perkembangan ilmu Hubungan Internasional sebelum Perang  Dunia II sampai saat ini?
Sebelum terjadinya Perang  Dunia II, studi Hubungan Internasional dipenuhi oleh pendekatan tradisional yang sifatnya cenderung deskriptif. Selain deskriptif, sifat lain yang mendominasi pendekatan tradisional tersebut adalah normatif. Hal yang menjadi fokus utama dari ilmu ini adalah diplomasi, hokum internasional, dan sejarah hubungan antarnegara. Terdapat juga satu paradigma yang dianggap sebagai cikal bakal ilmu Hubungan Internasional yaitu Realisme.
Dipelopori oleh beberapa tokoh besar seperti Hans Morgenthau dan E.H. Carr, Realisme menjadi paradigma utama dalam sejarah perkembangan ilmu Hubungan Internasional. Realisme meng-highlight betapa pentingnya keamanan dari suatu negara. Perasaan was-was dan selalu siaga perlu dimiliki oleh setiap negara karena musuh yang bisa datang dari mana saja. Tidak ada yang dapat membantu suatu negara kecuali negara itu sendiri. Perkara ini seharusnya sudah dipelajari pasca meletusnya Perang  Dunia I.
Setelah Perang  Dunia I, telah dilakukan berbagai usaha untuk menciptakan sistem internasional yang didasarkan pada prinsip perdamaian. Statemen tersebut dinyatakan dalam pembentukkan Liga Bangsa-Bangsa. Namun, kenyataan yang terjadi sangat berbeda karena upaya tersebut gagal mencegah terjadinya Perang  Dunia II.
Setelah Perang  Dunia II, pergeseran mulai muncul menuju pendekatan ilmiah dalam studi Hubungan Internasional. Pengaplikasian pendekatan empiris dan metodologi ilmiah yang semakin umum. Hal itu terefelsikan dalam penelitian yang lebih kuantitatif dan kualitatif mengenai hubungan antar negara.
Diikuti oleh kemunculan Perang  Dingin antara blok barat dan blok timur, muncul pula ketertarikan pada teori perdamaian dan kerjasama internasional. Terbentuk pula organisasi-organisasi internasional yang mendukung akan hal tersebut. salah satunya adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menjadi fokus perhatian dalam upaya mempromosikan perdamaian dan kerjasama antarnegara.
Prinsip kerjasama internasional yang semakin digaungkan, menciptakan teori interdependensi yang menyoroti hubungan saling ketergantungan antar negara dalam berbagai aspek seperti perdagangan, ekonomi, dan lingkungan. Teori ini secara terang-terangan bahwa negara tidak dapat mengisolasi diri. Namun, ketergantungan ini bisa menjadi solusi konflik maupun sumber terjadinya konflik.
Ketergantungan yang dialami oleh negara-negara di Dunia juga merupakan pengaruh dari perkembangan teknologi, perdangan internasional yang semakin sistematis, dan pertumbuhan organisasi internasional. Semua hal tersebut telah membawa Dunia bertransisi menuju era globalisasi. Ini memperkuat keterkaitan antarnegara dan menciptakan tantangan dan peluang baru dalam studi hubungan Internasional.
Perubahan-perubahan yang terjadi bisa dikatakan sangat signifikan kepada ilmu Hubungan Internasional antara sebelum Perang  Dunia II hingga saat ini. Beberapa diantaranya adalah perubahan paradigm, fokus penelitian, dan kondisi politik global di setiap masanya. Perang  Dunia II menjadi peristiwa penting yang membentuk dan membangun perkembangan serta evolusi ilmu Hubungan Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H