Nah, kalau sudah sampai musim durian artinya akan banyak sekali produksi tempoyak. Satu buah durian bantal bisa dibuat jadi tempoyak hampir setengah kilogram. Bahkan makwo bilang bahwa ia pernah membuat 1kg tempoyak dari sebuah durian bantal saja. Wooowww!!!
Apa sih Tempoyak itu?
Beberapa orang mungkin tak asing dengan nama makanan ini. Tapi kurasa ada pula yang tidak tahu apa itu tempoyak.Â
Tempoyak adalah sebutan untuk daging durian yang sudah dipisahkan dari bijinya. Kemudian disimpan dalam wadah tertutup sehingga akan ada proses fermentasi nanti. Sebagian daerah di Indonesia menyebutnya dengan "Asam Durian". Rasanya lezat sekali saat dimakan.
Hihihi...
Mungkin beberapa orang akan berpikir betapa anehnya makan durian campur nasi. Tapi percayalah, bagi kami yang panganan lokalnya adalah tempoyak, musim durian menjadi sesuatu yang selalu ditunggu-tunggu.
Bahkan tak semua orang Sumatera Selatan suka dan mau makan tempoyak ini. Memang ada daerah-daerahnya yang menjadi asal makanan tradisional ini. Suku Semendo, Besemah, Lintang, dan beberapa suku lain yang ada di Sumsel ini rasanya sudah akrab dengan pangan lokal satu ini.
Dari Hikayat Abdullah, dikatakan bahwa tempoyak ini unumnya adalah makanan khas rumpun bangsa melayu, antara lain Palembang, Lampung, Kalimantan, juga Malaysia.
Cara Membuat Tempoyak
Seperti yang kusebutkan tadi, bahwa tempoyak adalah daging buah durian yang dipisahkan dari bijinya. Jadi, tahapan paling pertama dalam pembuatan tempoyak adalah: membuang biji durian.