Mah, jangan lupa olahraganya yaaaa...
Itu pesan yang sebulan terakhir ini selalu aku terima baik di sms, aplikasi online chat, juga telepon.
Kenapa tidak disampaikan secara langsung? Karena aku lagi menjalani yang namanya LDM (Long Distance Marriage)alias lagi tinggal berjauhan dengan suami tersayang.
Ehm,tidak terlalu jauh juga sih sebenarnya.
Perlu waktu 3-4 jam dari tempatnya bekerja ke rumah orang tuaku. Tapi keadaan memang tidak memungkinkan untuk doipulang-pergi dari sini. Terlalu merepotkan dan waktunya tidak akan terkejar.
Saat ini aku memang sedang hamil tua, istilahnya.
Ini adalah momen yang memang kami nanti setelah satu tahun menikah. Kehamilanku telah memasuki trimester terakhir. Itulah mengapa aku pun tinggal di rumah orang tuaku untuk sementara waktu. Selain agar mudah dipantau karena ada adikku di rumah yang bisa membantu (kata suamiku begitu), kami berencana bersalin di rumah sakit yang dekat dengan rumah orang tua.
Lah, terus kenapa beliau selalu berpesan soal olahraga?
Karena kehamilanku yang semakin besar ini membuat tubuh rentan merasa pegal bahkan kram otot.
Alhasil, bergerak jadi kurang nyaman dan mengganggu produktivitas harian.
Saat masih hamil muda, yang jadi kendala adalah berdamai dengan tubuh yang terkejut karena perubahan hormon.
Tantangan yang muncul belum ke masalah otot, melainkan sensitivitas indera penciuman. Tak jarang membuat segala aroma menjadi menyebalkan.
Di trimester terakhir ini, masalah otot mulai semakin dirasakan.
Bayangkan saja, menuju usia kandungan 9 bulan ini berat badanku hampir 70kg. Tepatnya 68,7kg dari berat sebelum hamil yang berada di rentang 50kg-an. Adikku sering meledekku: seperti sedang ikut lomba balon 17 Agustusan. LOL
Hahahhaa...
Semakin hari, intensitas pegal dan kram otot semakin meningkat. Dari beberapa sumber bacaan aku mendapatkan info bahwa hal itu disebabkan rahim yang  mulai membesar. Terjadi peregangan otot yang membuat badan pegal-pegal. Sementara kram otot pada masa kehamilan minggu-minggu akhir dikarenakan beban yang ditahan oleh tubuh. Bertumpu pada kaki sebagai penopang membuat beberapa syaraf tertekan. Itulah yang membuat ibu hamil rentan merasakan kram otot di bagian kaki.
Biasanya kram otot kurasakan di bagian betis pada malam dan dini hari. Belum lagi pegal di bagian pinggang yang rasanya super sekali.
Waaah, pantas saja kita sering mendengar kalimat "surga di bawah telapak kaki ibu". Perjuangan dari mengandung, melahirkan, hingga membesarkan anak itu memang luar biasa. Kalau sudah begini rasanya ingin berlari memeluk ibu.
Untuk mengatasi pegal dan kram otot yang kian menerpa ini, aku menggunakan krim pijat dari Geliga.
Tips untuk mengatasi otot kaki yang kram berdasarkan pengalamanku antara lain dengan:
- Meluruskan kaki secara perlahan
- Memijat bagian yang sakit dengan lebut dan searah (agar tidak terjadi kerusakan pada otot)