Mohon tunggu...
Almas Taqiyya
Almas Taqiyya Mohon Tunggu... Lainnya - https://medium.com/@almas.taqiyya

Seorang mahasiswi yang tengah menggeluti bidang jurnalistik. Menyukai buku bacaan genre apapun serta punya imajinasi yang tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Psikologi dan Marketing Ala Kpop: Idola dan Penggemar Memang Saling Membutuhkan

22 November 2020   10:46 Diperbarui: 31 Juli 2024   14:45 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja jawabannya teknik marketing yang mumpuni. Selain itu, rupanya kesuksesan promosi grup Kpop ternama juga memainkan teknik psikologi. 

Pernahkah ketika sedang berselancar di media sosial Youtube, tiba-tiba muncul video musik artis Kpop dalam jeda iklan? Terkadang, penayangan video musik tersebut juga dilakukan berkali-kali. Hal ini sama dengan psikologi iklan yang ditampilkan pada televisi.

Teori Stimulus-respon milik Ivan Petrovich Pavlov turut menguatkan ini, dimana reaksi bergantung dari kebiasaan yang dilakukan atau yang diterima. Berdasarkan teori ini, orang yang biasa 'dicekoki' video musik Kpop akan punya kecenderungan untuk menganggapnya sebagai konten yang lumrah ditonton. 

Bahkan, orang tersebut bisa mempunyai ketertarikan untuk mengonsumsi video musik yang serupa, sehingga lama-kelamaan terbiasa menonton video musik grup Kpop dan akhirnya menjadi penggemar grup tersebut.

Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi penggemar grup Kpop, tentu ia punya kecenderungan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang sang idola. Disinilah tugas baru marketer agensi muncul: bagaimana 'menjaga' penggemar tersebut agar terus menyukai grup Kpop-nya. 

Keinginan Fans adalah Segalanya

Kalau sudah berhasil menggaet penggemar, marketer agensi belum boleh merasa puas. Tugas selanjutnya yang harus ia lakukan adalah menjaga loyalitas penggemar agar tidak meninggalkan grup Kpop-nya.

Bagaimana cara menjaga loyalitas konsumen? Agensi harus menumbuhkan kepuasan terhadap produk dan kualitas pelayanan yang diterimanya. Ini sesuai dengan ungkapan Dharmesta dalam artikel "Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti". Menurutnya, kepuasan produk dan kualitas pelayanan adalah komponen terpenting terkait loyalitas konsumen.

Apabila sudah tumbuh perasaan loyal, konsumen akan sukarela melakukan pembelian ulang, bahkan merekomendasikan produk dan jasa tersebut kepada orang lain. Hal ini senada dengan Tjiptono dalam bukunya Pemasaran Jasa, dimana konsumen cenderung akan melakukan kedua hal diatas ketika sudah merasa nyaman dengan produk yang ia gunakan.

Dalam upayanya membangun loyalitas, tentu agensi akan mendengarkan apa yang konsumennya atau yang penggemar inginkan. Dalam dunia Kpop, sudah banyak konten yang diproduksi untuk menjaga loyalitas penggemar, baik itu konten berbayar maupun gratis.

Yang paling umum dilakukan agensi adalah membuat membership. Dengan membayar sejumlah uang untuk membership, seorang penggemar dilabeli 'fans sejati' karena telah mempunyai bukti resmi bahwa dia bergabung kepada komunitas penggemar suatu grup Kpop. Membership ini nantinya juga memiliki banyak kelebihan, salah satunya akses konten yang terbatas hanya untuk penggemar dengan membership. Dengan ini, penggemar akan menaruh loyalitas dengan terus-terusan membayar membership yang biasanya diperbarui setiap tahun.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun