Selain itu, belum meratanya pembinaan bagi guru di daerah terpencil menjadi salah satu tantangan tersendiri untuk mewujudkan akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau. Dalam acara Gallery Walk tersebut permasalahan ini sempat menjadi topik pembahasan yang cukup menarik.
"Bagaimana pembinaan dari pemerintah untuk guru di daerah terpencil? Apakah sudah merata?," tanya  Bramantara H. R selaku mahasiswa PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 (26/9). "Jika belum, maka akan menjadi tantangan tersendiri untuk mewujudkan akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau."
Menjawab pertanyaan tersebut, Afrida A.A sebagai host Kelompok 3 menuturkan bahwa memang hingga saat ini belum ada kepastian mengenai pemerataan pembinaan guru di daerah terpencil (3T). Dibutuhkan usaha lebih dari pemerintah supaya para guru di daerah terpencil bisa mendapatkan pembinaan secara merata demi meningkatkan kualitas para peserta didik di daerah terpencil
"Maka dari itu, target ini tidak hanya sebuah keinginan dan angan-angan, tetapi juga merupakan bagian dari komitmen global yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan keempat, yaitu pendidikan berkualitas," lanjut Afrida (26/9). "SDGs menargetkan agar pada tahun 2030, semua individu telah memiliki akses yang setara ke pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi."
Pendidikan setara dan terjangkau ini menjadi kunci untuk menciptakan kemakmuran dan mengurangi kesenjangan sosial. Upaya ini bertujuan agar lebih banyak anak muda siap untuk terjun ke dunia kerja dengan bekal keterampilan yang mereka memiliki dan sesuai dengan kebutuhan industri yang semakin terus berkembang.
Sudah seharusnya, pemerintah, institusi pendidikan, serta berbagai sektor terkait bekerja sama untuk mewujudkan harapan ini, dengan memastikan bahwa pendidikan di semua jenjang, termasuk teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi, dapat diakses dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat baik dari segi biaya, maupun akses dan infrastrukturnya. Akses pendidikan yang inklusif dan terjangkau akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencetak generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global.
Berlangsung selama satu hari, acara Gallery Walk PPG UNISMA ini berlangsung cukup meriah meskipun yang hadir di acara tersebut berkisar 22 orang lengkap dengan dosen pembimbing. Semua peserta sangat antusias menjelaskan produk yang mereka pamerkan kepada para pengamat yang hadir dalam acara tersebut.
"Harapannya, setelah adanya kegiatan Gallery Walk ini para peserta PPG Calon Guru Gelombang 2 bisa ikut serta dalam memajukan dunia Pendidikan," tutur Almasshabur selaku mahasiswa PPG Calon Guru 2024 Gelombang 2 (26/9). "Terutama ikut serta dalam mewujudkan akses yang setara terhadap pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terjangkau saat terjun ke lapangan untuk mengajar sebagai guru."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H