Mohon tunggu...
Almas Sadrina
Almas Sadrina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Wayang kepada Mahsiswa dan Masyarakat

18 Desember 2023   14:57 Diperbarui: 18 Desember 2023   15:58 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kota tua taman sari 

Wayang adalah salah satu karya sastra lisan yang sangat popular di pulau jawa pada masyarakat jawa. Dengan sebuah lakon wayang kulit, dan salah satu yang paling kita kenal yaitu Ramayana, Mahabrata dari suatu epik india. Wayang itu sudah di akui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Sebagai suatu karya yang agung karena memiliki nilai yang tinggi. Bagi masyarakat yang menonton wayang bukan untuk sekedar sarana hiburan saja tetapi juga sebagai suatu tutunan, yaitu yang di maksud adalah wayang juga digunakan sebagai sarana hiburan, sarana komunikasi, sarana pendidikan. Maka wayang kulit dijadikan wahana penanaman karakter untuk moral, nilai-nilai, etika. Seni pewayangan adalah kesenian yang berasal dari Jawa sejak zaman prasejarah. Dan sekarang wayang masih di gemari oleh para masyarakat . Wayang mampu bertahan dan menjadi kesenian yang masih favorit masyarakat dengan berbagai inovasi dan eksperimen yang dilakukan oleh para seniman wayang. 

Dengan berbagai inovasi wayang menjadi hiburan rakyat yang atraktif, seandainya wayang kalah dalam berkompetisi merebutkan panggung hiburan, wayang sudah mati dan tidak dikenal lagi dari dulu. Fakta realitasnya wayang masih subur hingga saat ini. Apabila dibandingkan dengan kesenian lainnya wayang memang wantek (tangguh) dan sudah balung sungsum (mengakar) dalam masyarakat pendukungnya. Sehingga wayang menjadi hiburan masyarakat nomor satu. Setiap ada pagelaran wayang masyarakat berduyun-duyun menonton wayang. Wayang sudah ada sejak 1500 SM dan pada zaman tersebut digunakan sebagai medium untuk mendatangkan arwah leluhur. Kepercayaan terhadap arwah leluhur ini berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa pada zaman prasejarah, di mana mereka melakukan ritual penyembahan kepada arwah leluhur atau nenek-moyang. Ritual ini kemudian berkembang menjadi pergelaran wayang. Sebutan hyang atau dahyang. 

Untuk berkomunikasi dengan roh-roh tersebut, masyarakat Jawa membutuhkan bantuan seorang syaman. Proses ini merupakan awal dari sejarah wayang yang berasal dari kata hyang, kemudian disebut wayang dan syaman menjadi dalang. Kepercayaan pada arwah leluhur menginspirasi cara pembuatan wayang, yaitu dengan membuat gambar bayangan para leluhur yang telah meninggal. Seiring perkembangan peradaban manusia, gambar bayangan tersebut kemudian dikenal sebagai wayang. Makna wayang pada awalnya adalah bayangan, namun seiring perkembangan dalam masyarakat, makna wayang berubah menjadi pertunjukan panggung atau teater. Wayang adalah salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Unsur seni sastra adalah suatu yang dominan di pergelaran wayang. Di dalam itu pengenalan sastra wayang pada mahasiswa dan masyarakat di kota tua untuk mengenalkan wayang yang sampai sekarang masih menjadi warisan budaya. 

Wayang adalah salah satu bentuk seni tradisional yang memiliki daya tarik yang kuat bagi masyarakat. Meskipun dalam kompetisi dengan bentuk hiburan modern lainnya, wayang tetap bertahan dan masih populer hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa wayang memiliki keunikan dan nilai yang membuatnya tetap relevan dalam masyarakat. Salah satu faktor yang membuat wayang tetap subur dan mengakar dalam masyarakat adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dalam pewayangan, wayang telah mengalami perubahan dan penyesuaian dengan tren dan perubahan dalam masyarakat. 

Misalnya, dengan memasukkan elemen-elemen seperti lawakan, campursari, dan dangdut, wayang dapat menarik minat generasi muda dan mengimbangi perubahan dalam selera hiburan masyarakat. Meskipun ada generasi muda yang mungkin tidak begitu tertarik atau memahami wayang, nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam wayang masih melekat kuat dalam benak masyarakat. Wayang memiliki daya tarik psikologis yang kuat dan tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu, meskipun ada pergeseran minat dan preferensi, wayang tetap memiliki tempat yang istimewa dalam budaya dan kesenian masyarakat. 

Prestasi wayang dalam bertahan dari generasi ke generasi juga patut diapresiasi. Kemampuan wayang untuk tetap eksis di tengah gempuran modernisasi menunjukkan kekuatan dan ketangguhannya sebagai bentuk seni tradisional. Hal ini juga menunjukkan bahwa wayang memiliki nilai-nilai yang relevan dan dapat terus diterima oleh masyarakat. Dalam kesimpulannya, wayang tetap menjadi hiburan nomor satu bagi masyarakat karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tetap mengakar dalam masyarakat. Meskipun ada pergeseran minat dan preferensi, wayang tetap memiliki tempat yang istimewa dalam budaya dan kesenian masyarakat. 

Pertunjukkan yang berjudul gatot kaca wisuda, gatot kaca langsung wisuda tanpa sekolah ataupun S1 dia langsung menjadi raja dari penjelasannya. Gatot kaca adalah jagonya para dewa. Pertunjukkan wayang Gatot kaca wisuda menceritakan tentang proses wisudanya gatot kaca seperti apanya yang di ceritakan oleh dalang dan diberikan pemanis oleh sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa. Di dalam pertunjukkan ini secara langsung mengenalkan tentang gatot kaca adalah tokoh yang berasal dari cerita pewayangan Jawa, terutama dalam cerita pewayangan Ramayana. Gatotkaca adalah putra dari Bima, salah satu Pandawa, dan merupakan pahlawan yang kuat dan berani. Gatotkaca muncul dalam pertunjukan wayang Mahabharata versi Jawa. Di dalam pertunjukan pewayangan di Kota Tua Taman Sari Jakarta Barat. 

Selain itu juga para mahasiswa mengeksplorasi beraneka ragam wayang-wayang di sana. Dari wayang Jawa, Sunda, dan masih banyak lagi Wayang wayang disana. Salah satunya adalah wayang golek yang merupakan salah satu aliran kesenian wayang yang berasal dari wilayah Parahyangan, Jawa barat dengan pemetasan menggunakan bahasa sunda. Lalu ada sebuah pemcahayaan wayang yaitu Blencong sebuah wadah penerangan suatu pertunjukkan untuk menghidupkan bayangan wayang di layar pada wayang kulit yang dicat dasar warna emas akan terlihat sangat cerah dan berkilau dan lebih hidup saat terkena cahayanya. Banyak juga orang orang Bulek yang mengeksplorasi wayang yang ingin mengetahui budaya Indonesia yang sampai sekarang masih ada dan menjadi salah satu sejarah juga. 

Perkembangan seni pewayangan di Nusantara, khususnya di Jawa, yang mengalami penyesuaian paradigmatis ketika terjadi kontak budaya dengan India yang membawa agama Hindu. Masuknya kebudayaan Hindu ke Jawa membawa pengaruh yang signifikan pada seni pewayangan, terutama dalam hal cerita dan pertunjukan wayang. Pewayangan adalah seni pertunjukan tradisional yang menggunakan boneka atau bayangan untuk menceritakan cerita epik. Seiring dengan masuknya kebudayaan Hindu, cerita-cerita dari kitab Mahabharata dan Ramayana mulai diadopsi dalam pertunjukan wayang. Kitab Mahabharata, yang berasal dari India, memiliki kaitan erat dengan konsep dharma, yaitu prinsip moral dan etika yang mengatur kehidupan manusia. 

Pada masa pemerintahan Dyah Balitung Raja Mataram I (892-910), kitab Mahabharata dan Ramayana mulai dikenal di Jawa setelah ditulis dalam bahasa Jawa Kuna yang bercampur dengan bahasa Sanskerta. Hal ini memungkinkan cerita-cerita tersebut lebih mudah dipahami dan diadaptasi dalam pertunjukan wayang. Selain itu, masuknya kebudayaan Hindu juga membawa pengaruh pada kepercayaan dan spiritualitas orang Jawa. Orang Jawa menerima pengaruh agama Hindu dengan prinsip toleransi agama, yang mengakibatkan terjadinya fusi kepercayaan antara agama Hindu dan kepercayaan tradisional Jawa. Hal ini tercermin dalam cerita-cerita pewayangan yang menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Jawa dalam narasinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun