Mendengar namanya mungkin sebagian orang sudah familiar dengan menu satu ini. Namun sebagian orang juga mungkin belum tahu atau bahkan merasa asing mendengarnya.
Kulit tangkil atau beberapa ada yang menyebutnya kulit melinjo, adalah bagian kulit terluar dari melinjo yang berwarna merah & sudah tidak muda lagi penampakannya, yang diolah menjadi menu masakan sehari-hari.
Masakan ini dapat ditemui di beberapa daerah di Pulau Jawa, namun sebutan kulit tangkil lebih familiar di Banten karena merupakan makanan khas daerahnya.
Asal mula masakan kulit tangkil ini konon katanya berawal dari sisa buangan kulit-kulit melinjo dari industri pembuatan keripik emping di Banten.
Karena dianggap sebagai sampah/limbah yang mengganggu di lingkungan setempat, maka orang-orang sekitar tidak membuangnya begitu saja, melainkan mengolahnya menjadi masakan seperti menu makanan sehari-hari. Kulit tangkil biasanya dimasak dengan cara ditumis (oseng) atau juga dalam berkuah.
Menu masakan kulit tangkil saat ini menjadi trend dalam bidang kesehatan, yakni sebagai pengobatan alternatif utuk penderita asam urat. Hal ini dikarenakan kulit tangkil mengandung senyawa aktif tanin, flavonoid, saponin, dan triterpenoid yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu, kulit tangkil juga memiliki manfaat lain dalam kesehatan seperti:
- Kaya antioksidan yang dapat menurunkan risiko terkena penyakit kronis karena radikal bebas.
- Meningkatkan kinerja otak.
- Memperbaiki kinerja otot.
- Menjaga kepadatan tulang dan gigi.
- Mencegah peradangan dan infeksi pada kulit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI