Mari kita bahas bersama
Bahasa adalah alat komunikasi utama, bahasa digunakan untuk berinteraksi dan bekerjasama. Menurut Gustani (2022) dalam Kharidatuz Zahra (2023) bahasa sebagai media untuk menyampaikan gagasan, bahasa berkontribusi dibidang komunikasi sebagai sarana ungkapan. Ilmu yang mempelajari bahasa adalah linguistik. Bahasa ketika dipelajari akan berkaitan dengan morfologi. Menurut Ramlan (2001) dalam Masdar Kurnia (2023) morfologi merupakan ilmu bajasa yang mengkaji seluk beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti.
Proses pembentukan kata dan arti terjadi karena adanya proses morfologi pada suatu kata. Alat pembentuk dalam proses morfologi yaitu afiksasi, reduplikasi, komposisi, ekronomisasi dan konversi. Yang akan kita bahas adalah salah satu dari proses morfologi yaitu afiksasi. Apa itu afiksasi? Afiksasi yaitu proses pembentukan kata melalui pembubuhan afiks atau imbuhan. Imbuhan merupakan bentuk morfem terikat yang belum memiliki makna asal. Imbuhan baru akan memiliki makna ketika bergabung atau diikuti dengan kata-kata tertentu Alwi (2003) dalam Lilis Anifah (2023). Imbuhan dapat berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) dan gabungan awalan-akhiran (konfiks). Dalam artikel ini akan berfokus pada satu jenis imbuhan yaitu awalan (prefiks).Â
Awalan atau (prefiks) merupakan imbuhan yang berada pada bagian awal bentuk dasar misalnya ter-, di-, ber-, me-, peN-, meN-, ke-, se- beserta alomorfnya Mulyono (2013). Artikel ini berfokus pada prefiks ber-. Berbicara tentang prefiks ber- mungkin tidak asing lagi pada berbagai jenis bentuk dasar. Prefiks ber- termasuk salah satu afiks yang produktif dalam bahasa Indonesia. Dalam artikel ini akan membahas tentang salah satu karya sastra yaitu cerpen. Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra fiksi yang berbentuk prosa dan berisikan kisah singkat tentang suatu peristiwa atau konflik. Cerpen yang akan dibahas dalam artikel ini adalah cerpen "Angin di Ujung Angin" Karya Triyanto Triwikromo
Dalam cerpen ini mengisahkan tentang tentang seorang tokoh yang merasakan perubahan dalam hidupnya, dalam cerita ini angin menjadi simbol dari harapan. Melalui interaksi tokoh utama dengan angin, pembaca diajak untuk merenungkan perjalanan hidup mereka sendiri dan pentingnya menerima perubahan sebagai bagian dari kehidupan. Keistimewaan cerpen Angin di Ujung Angin karya Triyanto Triwikromo, cerpen tersebut memiliki kaya akan makna dan simbolisme.
Prefiks ber- atau awalan berfungsi sebagai pembentukan kata kerja atau kata sifat. Menurut Chaer (2008), imbuhan ber-pada akan mengalami perubahan sesuai dengan bunyi awal bentuk dasarnya.Â
Penulis mengambil 2 contoh kutipan yang terdapat penggunaan prefiks ber- pada cerpen Angin di Ujung Angin karya Triyanto Triwikromo:
Kutipan 1
Dia memang berusaha menyangkal setiap cerita ayahnya. Karena itu, diapun memprotes lukisan Hilda
Pada kutipan 1 terdapat kata "berusaha" yang merupakan bentuk kata kerja yang berasal dari kata dasar "usaha" kata berusaha dalam kata tersebut mengandung makna yang menunjukkan usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan atau mengatasi suatu masalah
Kutipan 2