Mohon tunggu...
Pendidikan Artikel Utama

Aku dan Murid Istimewaku

15 Mei 2015   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ini merupakan pengalamanku mengajar di  Tahun Pelajaran 2014/2015 ini. Dimana aku mempunyai seorang murid yang menurutku istimewa. Bukan karena ia anak yang orang tuanya kaya. Bukan pula karena ia termasuk murid yang pandai. Tetapi karena ia menerima dan menjalani hidupnya dengan kekuatan dan keikhlasan yang luar biasa atas jalan hidupnya.

Sebut saja namanya Putra. Ia lahir dari (maaf) seorang wanita tuna susila. Kemudian Putra dibesarkan dan dirawat oleh keluarga yang pada saat itu belum dikaruniai buah hati. Keluarga itu berprofesi sebagai pedagang sayuran. Hingga saat ini putra masih tinggal dirumah keluarga itu.

Yang menjadi istimewa adalah bahwa sekarang Putra sudah tahu ibu kandungnya, dan ia tidak menyalahkan wanita yang melahirkannya itu. Dan ketika ia ditanya oleh orang lain siapa orang tuanya...dengan spontan ia pasti menjawab: “orang tuaku ya yang merawat dan memberiku makan”. Jawaban polos dari seorang anak yang berusia 14 tahun.

Walaupun bisa dikatakan putra bukan seorang anak yang berperilaku manis di sekolah (hal ini terbukti karena sejak kelas VII hingga kelas IX putra bolak balik masuk BP), namun putra juga bukanlah anak yang nakal secara kriminal.

Dia jujur dengan segala perilakunya. Mau mengakui semua kesalahan yang dilakukannya. Mau bertanggung jawab ketika melakukan kesalahan. Dan ia sangat menyayangi keluarga yang dimilikinya sekarang.

Mungkin Tuhan sudah menggariskan hidupnya dimulai dari hal yang tidak diinginkan oleh semua orang, tetapi ia selalu yakin bahwa yang diberikan Tuhan padanya adalah hal terbaik yang ia peroleh. Sungguh sesuatu prinsip yang tidak semua orang bisa menerimanya, termasuk aku. Yang kadang ketika menghadapi suatu masalah masih saja mengeluh dan tidak ikhlas. Dari Putra aku belajar banyak hal, tentang kejujuran, keikhlasan dan kesabaran untuk berdamai dengan keadaan,bagaimanapun kondisinya, karena apapun yang Tuhan berikan ke kita, meski kita tak melihatnya baik, pasti yang terbaik di mata-Nya.

Untuk Putra...Ibu doakan semoga tetap menjadi anak yang sabar dan jujur. Semoga Kelak engkau menjadi anak yang sukses dan bermanfaat bagi sekitarmu. Aamiin.

###Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun