Mohon tunggu...
Alma Nurullita
Alma Nurullita Mohon Tunggu... Penulis - Generasi muda penerus bangsa

Penyuka literasi, hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan ke Langit

7 Februari 2022   20:28 Diperbarui: 7 Februari 2022   20:31 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : cdn.pixabay.com

"Kan kamu cuma 3 bulan perginya, jangan berlagak seolah kita nggak akan pernah ketemu lagi!" Aku menyentil lengannya dan dia hanya tertawa tanpa membalasku. Mobil kuning itu sangat cocok dengannya. Ia membelinya dari hasil tabungannya selama bertahun-tahun dengan sedikit bantuan dari orang tuanya. Karena kondisiku yang tidak memungkinkan Venna lah yang menyetir.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Kemana aja asal sama kamu." Jawabnya asal.

"Kalo aku nyebur ke laut kamu juga bakal ikut?"

"Bahkan sekalipun kamu mati aku bakal ikutin kamu." raut wajahnya terlihat serius. "Cuma bercanda! Jangan dimasukin hati."

Mendengarnya, aku hanya tertawa.
Setelah satu jam perjalanan, Venna belum juga mengatakan kemana tujuan kami. Dia tampak begitu tenang dan menikmati suasana. Matahari tak terlalu terik karena tertutup mendung. Di langit barat awan putih tebal bersemu abu-abu berarak pelan. Angin dingin bertiup pelan hingga membuat udara terasa lembab. Sepertinya gerimis akan segera turun.

"Kelihatannya bakal hujan deh."

"Kenapa, kamu takut basah? jawab Venna sambil tertawa. Sekali lagi Ia membuatku tertawa. Aku bahkan menjulurkan tangan kiriku ke jendela mobil untuk merasakan embusan angin yang dingin tetapi menyenangkan.

Tiba-tiba kepalaku terasa sakit dan mataku mulai berkunang-kunang. Aku meraba bekas jahitan di kening yang berdarah. Selama beberapa saat aku merasa hilang kesadaran, dan saat aku mulai terbangun, Venna menggoyangkan tubuhku seraya memanggil namaku.

"Ronan, Ronan, kamu kenapa? Bangun Ronan!"

Sejenak rasa sakitnya mulai mereda, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun